Banyak yang sedang menyamakan pemerintah dengan Firaun karena dianggap banyak melanggar perintah Tuhan, kemudian berharap pemerintah hancur lebur sebagaimana Tuhan menghancurkan Firaun (dalam persepsi mereka)
Firaun tidak dihancurkan Tuhan saya ambil sebagai fokus tema, karena saya membaca sepenggal tulisan ini:
"Siapa yang bangga bisa membangun infrastruktur? Maka sampaikanlah pada dia bahwa Firaun juga bisa membangun infrastruktur Mesir menjadi negara gemerlap, penduduknya hidup makmur tapi fir'aun menistakan Agama, maka Tuhan mengutus Musa untuk menghancurkan dia."
Entah, ada tendensi apa dari kalimat tersebut terhadap pembangunan infrastruktur sehingga dihubungkan dengan keyakinan agama yang seolah-olah membangun infrastruktur disamakan dengan Fir'aun dan kedzaliman yang nantinya diancam kehancuran.
Secara 'deep structure' kalimat di atas juga akan mengatakan bahwa ia yang membangun infrastruktur adalah ia yang menistakan agama.
Lalu, benarkah Firaun dihancurkan Tuhan?
Baik, saya tidak akan berpolemik terhadap keyakinan yang demikian. Silahkan bagi yang meyakini hal tersebut dan mempunyai solusi yang lebih baik dari pembangunan infrastruktur, tentu akan sangat bermanfaat bagi kemajuan bangsa kita sendiri. Namun apabila pembangunan infrastruktur yang dihubungkan dengan Fir'aun hanya untuk mengumpulkan simpati atas dasar keyakinan yang nantinya dipergunakan untuk menolaknya, maka mari kita kembali melihat sejarah panjang peradaban Mesir di mana pemerintahan Fir'aun berkuasa dan apa saja penyebab Mesir hancur.
Peradaban Mesir terbentuk kira-kira 10.000 tahun yang lalu karena suku-suku nomaden gurun Sahara Afrika yang mulai menetap didaerah subur sekitar sungai Nil. Mereka hidup di sana berkelompok yang akhirnya membangun dua kerajaan yang berbeda wilayah dan masing-masing berdaulat atas wilayahnya. Kedua kerajaan itu adalah Kerajaan Mesir Hilir (Upper Egypt) yang berpusat di Memphis dan Kerajaan Mesir Hulu (Lower Egypt) yang berpusat di Thebes.
Baru pada tahun 3100 SM, Mesir hanya memiliki satu kerajaan saja dan para penguasanya bergelar Fir'aun atau Phararoh. Bersatunya dua kerajaan menjadi satu kerajaan tersebut atas upaya Meni (atau 'Menes' dalam literatur Yunani dan dikenal juga dengan 'Namer' dalam literatur lainnya) yang mempersatukan wilayah Mesir tersebut.
Saya membaca catatan Para ahli yang saya temukan di internet bahwa sejarah Mesir Kuno dibagi menjadi tiga periode, yaitu: Kerajaan Lama, Kerajaan Pertengahan dan Kerajaan Baru.
- Kerajaan Lama (old kingdom) memiliki enam dinasti, mulai Dinasti I sampai Dinasti VI dan berlangsung dalam rentang waktu tahun 3100-2181 SM.
- Kerajaan Pertengahan (middle kingdom) memiliki sebelas dinasti, mulai Dinasti VII sampai Dinasti XVII dan berlangsung dalam kurun waktu tahun 2181-1550 SM.
- Sedangkan Kerajaan Baru (new kingdom) mempunyai tiga belas dinasti, mulai Dinasti XVIII sampai Dinasti XXX dan berlangsung dalam kurun waktu tahun 1550-343 SM. Dengan demikian, kerajaan Mesir Kuno secara keseluruhan memiliki tiga puluh dinasti yang secara silih berganti memerintah negeri yang identik dengan Sungai Nil ini.
Kalau kita lihat rentang berdirinya Kerajaan Mesir ini, yang dimulai dari 3100 SM sampai 343 SM, artinya bahwa kerajaan Mesir yang dipimpin oleh raja dengan gelar Firaun tersebut berdiri selama 2.757 tahun! Ya, 2.757 tentu bukan waktu yang pendek untuk mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur yang megah di Mesir dilaknat dan dihancurkan oleh Tuhan.