Majapahit adalah salah satu kerajaan besar dalam sejarah kerajaan Indonesia. Masa kebesaran kerajaan Majapahit dicapai pada masa kekuasaan Tribhuwanatunggadewi Jayawishnuwardhani (1328-1350 M) dan masa keemasan Majapahit dicapai pada masa kekuasaan Prabhu Hayam Wuruk (1350-1389 M).
Ada satu masa ketika kerjaan Majapahit sempat tergoncang akibat peperangan yang terjadi selama lima tahun, yaitu perang saudara yang terkenal dengan nama perang paregreg (1401-1406 M) pada masa kekuasaan raja kelima Majapahit, yaitu Wikramawardhana. Perang ini terjadi karena Bhre Wirabhumi yang memerintah Kadipaten Blambangan memberontak ingin melepaskan diri dari Majapahit. Namun akhirnya pemberontakan itu dapat ditumpas dengan melibatkan seorang ksatria yang punya turunan darah Blambangan itu sendiri, yaitu Minak Jinggo.
Dari sinilah cerita menarik Majapahit ini dimulai. Cerita ini adalah 'sejarah mbeling' yaitu cerita yang sudah saya modifikasi agar renyah, gurih, nikmat dan siap saji!
Rapat elit para politikus Majapahit sedang berlangsung karena sebentar lagi kerajaan besar itu akan melangsungkan pemilihan adipati untuk kabupaten yang berpengaruh terhadap kekuasaan Majapahit, yiatu Blambangan.
Blambangan menjadi kadipaten strategis bagi Majapahit karena mempunyai anggaran APBD yang sangat besar dan merupakan setoran terbesar bagi para petinggi kerajaan. Salah satu partai besar Majapahit yang dipimpin oleh seorang wanita yang masih mengagumi Tribhuwanatunggadewi Jayawishnuwardhani sedang kebingungan karena calonnya belum mempunyai wakil Adipati. Kemudian dalam rapat elit tersebut partai ini terlibat 'transaksi' dengan partai lainnya yang merupakan pengagum Prabhu Hayam Wuruk dengan patih Gajah Mada yang bergaya militer dan keras!
"Gue ada wakil. Ini anak masih lugu, jujur dan berani. Nanti kita pasangkan saja dan tinggal kita bagi untung."
"Setuju deh, gue juga bingung dan daripada lama, boleh juga gue ambil tawaran lu."
Akhirnya kedua partai besar Majapahit ini berhasil mengusung nama untuk adipati Blambangan yang baru, yaitu Bhre Wirabhumi dan wakilnya yang masih lugu. Seiring berjalannya waktu ternyata Bhre Wirabhumi dan wakilnya mempunyai tujuan sendiri yaitu memerdekakan Blambangan.
"Gue nggak mau diatur-atur sama orang-orang dulunya ngangkat gue." Kata Bhre.
"Wah itu namanya berkhianat dong,"
"Dalam politik nggak ada berkhianat, yang ada adalah kepentingan."