Buku merupakan sebuah ‘tanda khusus’ tersendiri dan dapat digunakan sebagai alat untuk ‘personal branding’ dalam status pekerjaan apapun juga. Buku juga merupakan sejarah dari pemikiran dan ide selama hidup Anda. Paling tidak, mari menulis satu buku dalam hidup kali ini sehingga generasi anak-cucu masih dapat mengenang pemikiran Anda dari buku yang ditinggalkan. Mereka yang meninggal hanya meninggalkan harta, akan mudah dilupakan. Bahkan cucunya ketika ditanya kakeknya siapa, nama dan sejarah hidupnya akan lupa. Namun bila ada buku yang ditinggalkan, maka pemikiran dan ide akan tetap hidup sampai generasi berikutnya.
Kita mengenal pembicara-pembicara hebat dunia seperti, Toni Robin, Kiyosaki, Jack Well, adalah bukan dari training atau seminar mereka. Namun dari buku. Ya, dari buku yang mereka tulis! Setelah kita membaca tulisan mereka, barulah kita mencarinya di google atau youtube tentang kegiatan seminar mereka.
Ingin menulis buku? Namun bingung darimana?
Apa yang Anda bingungkan? Cara menulisnya atau menyusunnya menjadi buku? Atau di mana mencetaknya? Atau bahkan bisakah diterbitkan buku Anda tersebut?
Cara Praktis menulis pada dasarnya dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
- Menyusun pola tulisan
- Mengembangkan pola tulisan
- Edit dan Review hasil penyatuan pola tulisan.
Kalau ini masih terlalu rumit, maka andapun dapat membukukan posting status Anda di facebook! Menarik bukan? Jadi Anda memanfaatkan posting status untuk menulis sesuatu! Bayangkan, apabila terkumpul 100 status, maka sudah ada 100 lembar!
Isi buku tidak harus tulisan panjang dan memenuhi setiap halaman buku. Tulisan pendek, Quote pendek, motivasi pendek, kata mutiara, renungan diri, semua itu sudah dapat menjadi sebuah buku dari karya Anda sendiri.
Atau Anda rajin menulis di kompasiana ini? Mengapa tidak Anda bukukan? Apapun tulisan Anda, tema apa saja, gaya penulisan apa saja, semua dapat Anda bukukan. Sudah punya 50 posting judul di kompasiana Anda? Itu sudah cukup dijadikan sebuah buku yang lumayan tebal.
Apakah buku saya nanti ada yang baca atau tidak? Banyak penulis buku pemula yang berpikir seperti itu. Saran saya, abaikan! Mengapa? Karena tujuan Anda adalah mencetak sejarah pemikiran Anda. Perkara ada yang baca atau tidak, itu masalah selera saja. Semakin sering menulis buku, semua perbaikan dari gaya menulis akan terjadi dengan sendirinya.
Jadi apa yang Anda tunggu untuk membuat buku Anda sendiri?
Anda bisa menggunakan media apa saja untuk menulis. Media yang sering Anda gunakan, bahkan seperti whatsapp sekalipun dapat Anda manfaatkan untuk membuat buku. Bagaimana menerbitkannya? Setelah Anda menyusun rencana buku, menulis buku, maka yang ketiga adalah menerbitkannya!