Lihat ke Halaman Asli

Agung Valden Arthanta Naibaho

Bermimpi dengan tindakan yang sesuai...

Keterampilan Berbahasa Indonesia di Masa Pandemi Covid-19

Diperbarui: 10 Desember 2020   21:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi Covid-19 di Indonesia telah terjadi sejak Maret 2020. Pandemi ini menghantam berbagai sektor di Indonesia. Sektor ekonomi dan pariwisata sangat dirugikan akibat pandemi ini. Tak hanya kedua sektor tersebut, sektor lainnya yang mengalami perubahan besar adalah sektor Pendidikan. Sekarang, pendidikan di Indonesia memiliki metode baru dengan sistem daring atau pembelajaran dari rumah. Pembelajaran daring ini menuai pro dan kontra di masyarakat.

Harus kita akui bahwa pada awalnya pembelajaran daring adalah solusi efektif untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 ini. Namun semakin hari, dampak negatif ditimbulkan oleh pembelajaran daring ini. Orang tua merasa jenuh dan kesulitan untuk mengarahkan anak-anaknya dalam proses belajar mengajar. Guru-guru semakin sulit karena belum memiliki bekal yang cukup untuk melakukan sistem pembelajaran daring. Biaya internet yang mahal juga dipermasalahkan dalam sistem pembelajaran daring ini.

Pembelajaran daring ini juga berdampak pada keterampilan kita. Mengapa? Karena kita hanya di rumah dan hanya menatap smartphone dan laptop pada saat proses belajar mengajar. Siswa dituntut aktif dengan memberi tugas yang banyak dan tidak dituntut aktif dalam menyuarakan pendapatnya secara langsung sebagaimana proses tatap muka di sekolah.

Keterampilan berbahasa Indonesia adalah salah satu keterampilan yang terdampak pada saat pembelajaran daring ini. Menurut berbagai literasi, dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbahasa Indonesia adalah keterampilan seseorang untuk mengungkapkan dan memahami sesuatu yang diungkapkan oleh orang lain dengan media bahasa, baik lisan maupun tulisan. Keterampilan ini sangat penting untuk dikuasai agar dapat berhubungan dengan cara berkomunikasi.

Berdasarkan kurikulum 2013, pengajaran bahasa Indonesia mencakup empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak (listening skill), berbicara (speaking skill), membaca (reading skill), dan menulis (writing skill). Keempat aspek ini harus sekaligus dikuasai, sehingga kita terampil dalam berbahasa. Jadi bagaimana kondisi keterampilan berbahasa kita pada saat pandemi ini?

Kasus tentang keterampilan menyimak dan membaca hampir sejalan di masa pandemi ini. Dalam pandemi ini, seringkali kita menerima berita hoaks yang disebarluaskan. Masyarakat sangat latah menyebarkan berbagai informasi tanpa memahami isinya terlebih dahulu. Artinya, keterampilan menyimak dan membaca pada saat pandemi ini berkurang. Seseorang hanya menyebar berita tanpa membaca dan menyimak kebenaran berita tersebut. Namun,  kita harus melihat sisi positifnya. Dengan seringnya berita-berita hoaks beredar, kita harus menyikapinya dengan melatih kemampuan menyimak kita agar tidak termakan oleh berita hoaks.

Keterampilan berbicara di masa pandemi ini dapat dikatakan menurun. Keterampilan berbicara diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan. Bagaimana mungkin keterampilan ini dapat meningkat jika seorang siswa hanya berada di dalam rumah. Kebanyakan pembelajaran daring hanya menggunakan whatsapp grup dan google classroom. Jadi tidak ada proses interaksi dan berbicara pada saat pembelajaran. Ini berbanding terbalik dengan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka secara langsung.

Keterampilan menulis di masa pandemi ini mungkin dapat dikatakan tidak berkurang. Guru sering memberi tugas kepada siswa untuk membuat tulisan tentang situasi pandemi ini. Contohnya adalah guru memberi tugas untuk mendeskripsikan bagaimana situasi dan kondisi siswa di masa pandemi ini. Artinya, keterampilan siswa dalam menulis tetap dikembangkan dalam pandemi ini. Hanya saja, terkadang siswa hanya mengerjakannya tanpa memperhatikan kaidah kebahasaan yang baik.

Jadi, keterampilan berbahasa Indonesia harus tetap diperhatikan. Cara sederhana yang dapat mengembangkan keterampilan berbahasa siswa adalah dengan memberi tugas meringkas isi materi lalu mempresentasikannya. Keempat aspek keterampilan berbahasa itu didapatkan melalui hal tersebut. Dengan begitu, keterampilan berbahasa tetap dipelihara bahkan ditingkatkan di masa pandemi Covid-19 ini.

Agung Valden Arthanta Naibaho

Mahasiswa STT HKBP Pematangsiantar




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline