Lihat ke Halaman Asli

Agung Christanto

Pendidik untuk asa tunas muda dunia

Butiran Harapan Pagi

Diperbarui: 17 November 2020   05:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

HARAPAN BARU bertebaran di langit pag
Saat ku menatap langit pagi.. 

Sambil menunggu cahaya pagi begitu menyilaukan
seperti kemilau wajahmu, merekah bersama hangatnya semangat pagi
tak mampu ku menatap silau wajahmu.. Panas tuk sehatkan badanku..
 Saat berlama-lama  sambil menyeka buitan keringat harapan pagiku..

Hanya terpaku itu barat Kartonyonk
Membiarkan cahayamu mnyilaukanku..
memeluk hangat bersama penguasa Alam
memecah darah-darah beku dan otakku yang mengeras ke dinginan teraliri udara pagi mu
wajahmu bersinar indah...

Degup kencang nadi di dada memacu tuk berangkat pagi..
sumsum tulang belakangku menegak dengan sendirinya.. Manatap mu hangat di pagi ini.. 


mungkinkah esok
takdir mengubah dirimu
menjadi tulang rusukku

Butiran mimpi ku melayang

Ada bayangmu.. Di mentari pagi ini..
Saat kau merpatiku yang ku cari

Tapi saat aku tersadar..

terlalu mengada-ada
khayalanku terlalu tinggi
kembalikan kesadaranku
agar tak lebih jauh
melambung tinggi
aku sudah berpengalaman

Memupuknya sebagai harapan
Saat ku terus kepanasan oleh sinarmu
Sakit sekali menukik jatuh
seluruh tubuh kurasa remuk
seluruh mimpi berterbangan
menuju selatan, barat
timur, lenyap di belantara utara

Tidak! Tidak ....
butuh waktu lama untuk sembuh
kembali utuh
tak ingin lagi sepi
tak ingin lagi sunyi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline