Lihat ke Halaman Asli

Agung Christanto

Pendidik untuk asa tunas muda dunia

Puisi: Menembus Kabut

Diperbarui: 3 Juni 2020   07:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jarak pandang mulai terbatas.. 

Tuk melihatmu.. Tak sampai ku melempar batu kerasnya hatimu.. 

Yang  dalam diam.. Tak mampu ku tanya lagi.. 

Tapi tuk tetap bergulat dengan keadaan.. 

Menatap mengarungi hitamnya aspal kota ini.. 

Menembus kabut pagi kota ini.. 

Tuk hancurkan kemalasan diri.. 

Walau tetap di rumah saja.. 

Tetap ku kayuh sepedaku.. 

Dari jalan yang lurus berbatu tajamnya zaman.. 

Naik dan turunnya situasi yang sulit dan tak menentu... 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline