Lihat ke Halaman Asli

Kata... Kata

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku mengenalmu di ranjang kala malam menggagahi kota,

Saat nyamuk membabibuta mencumbuiku

Meninggalkan bekas kecupan merah di sekujur tubuh

Duh, masih tak bersihkan air mandiku? padahal slalu kubayar setiap jatuh waktunya

Aku menemuimu di pasar-pasar tradisional bau & kumuh, dijalan-jalan poros negara

Kala sandal jepitku terjebak di kubangan bekas air hujan ditanah liat,

saat aku terjungkal menyosor aspal berlubang

Kemana gerangan pajak ku bayarkan selama ini?

Aku menjumpaimu kala air mataku menetes

melihat anak gelandangan kedinginan di pojok ruko mewah kala shubuh tiba,

Duhai, kemana gerangan mata penguasa?

Bahkan,

Aku melihatmu di balik matanya yang berbinar

Saat kubalas ia dengan cinta atas setia penantiannya selama ini

Aku menghirupmu di puncak rinjani, semeru dan kerinci

tatkala letihku terbayar saat menginjakan kaki di tanahnya yang berkerikil

Aku menemuimu di langit-langit kamar, dibawah pohon pinus, dibalik batu-batu sungai,

pada pelangi sore saat hujan masih merintik, saat senja menghamparkan warna jingga nya,

kala embun pagi mentes jatuh dari ilalang, kala..saat..pada.. dimanapun aku bisa menemuimu

Senang berkenalan denganmu kata-kata

Darimu aku bisa bercerita, tentang cinta, hidup, kesenangan, kepedihan dan bahkan ketidakpedulian penguasa

Suatu hari di awal Januari,2014




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline