Percayalah, semua akan munafik pada waktunya.
Maka bersyukurlah orang-orang yang dapat menempatkan kemunafikan mereka pada saat dan situasi yang tepat, sehingga menjadikan mereka dalam keberuntungan yang nyata dan bukan termasuk orang-orang dari golongan yang merugi.
Tapi siapa yang menyangka jika munafik hanyalah salah satu mode bertahan hidup (verb: survival) alami yang kemudian menjadikan itu adalah hal yang sangat manusiawi yang dilakukan oleh manusia?
Ingatlah bahwa manusia adalah satu-satunya primata yang memiliki insting bertahan hidup paling tinggi di antara ordo lainnya. Hal ini pula yang menjadikan manusia memiliki tingkat kepunahan paling rendah. Bukan saja karena sifat kemunafikannya, tapi juga karena manusia adalah omnivora, alias si pemakan segala (termasuk teman).
Jadi kesimpulannya, selama munafik dilakukan dengan alasan untuk bertahan hidup, itu sah sah saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H