Lihat ke Halaman Asli

Media Ba

Mahasiswa Program Pendidikan Profesi Guru Sekaligus Pendiri dan Pembimbing Spiritual di Paviliun Ba' min Indunisia

Spiritualitas: Kesadaran, Bukan Ambisi

Diperbarui: 12 Oktober 2024   18:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. Paviliun Ba'/2022

"Artikel ini saya dedikasikan untuk semua orang yang pernah saya bimbing, khususnya mas Rizky Ramadansyah dari Sebengok, Tarakan Tengah, Kalimantan Utara"

dok. Sesi Bimbingan

Spiritualitas sering kali disalahartikan sebagai sebuah bentuk ambisi atau pencapaian, seolah-olah seseorang perlu mencapai level tertentu dalam kehidupan rohani untuk merasa berhasil. Padahal, spiritualitas sejati bukan tentang pencapaian eksternal, melainkan perjalanan menuju kesadaran yang lebih mendalam. Kesadaran ini berfokus pada pemahaman diri, hubungan dengan alam semesta, dan makna keberadaan yang lebih besar.

Berbeda dengan ambisi yang mengejar pencapaian material atau pengakuan, spiritualitas mengajarkan kita untuk hidup dalam momen sekarang. Kesadaran spiritual tidak terikat oleh pencapaian atau kebutuhan akan validasi eksternal. Ini adalah penerimaan yang tulus terhadap apa pun yang terjadi dalam hidup, baik suka maupun duka, tanpa keinginan untuk terus-menerus bergerak menuju tujuan tertentu. Dalam spiritualitas, penghargaan diberikan kepada setiap langkah perjalanan, bukan pada hasil akhir yang dicapai.

Ambisi dan Ketidakpuasan

Ambisi sering kali membawa kita ke dalam perlombaan tanpa akhir. Kita terdorong untuk bekerja keras demi posisi lebih tinggi, kekayaan lebih banyak, atau status sosial yang lebih tinggi. Namun, dalam proses tersebut, kita kerap terjebak dalam perasaan cemas dan tidak puas. Ambisi jarang memberi ruang untuk refleksi atau istirahat, karena selalu ada dorongan untuk meraih lebih banyak. Di sisi lain, spiritualitas mengajarkan kita untuk berhenti sejenak dan merasakan kedamaian yang muncul dari kehadiran penuh di saat ini.

Ambisi cenderung membuat kita mencari validasi dari luar, sementara spiritualitas mengajak kita untuk menemukan kedamaian dari dalam diri. Ini adalah tentang menghargai diri dan kehidupan, bukan tentang menjadi lebih baik dari orang lain atau bahkan mengungguli diri sendiri. Spiritualitas membantu kita memahami bahwa nilai sejati tidak ditentukan oleh apa yang kita miliki atau capai, melainkan oleh cara kita menjalani hidup dengan hati terbuka dan pikiran yang tenang.

Keseimbangan antara Ambisi dan Spiritualitas

Penting untuk dicatat bahwa spiritualitas tidak menolak semua bentuk ambisi. Banyak tradisi spiritual justru menghargai upaya untuk bekerja keras dan memberikan yang terbaik dalam hidup. Namun, ambisi ini dilakukan dengan kesadaran penuh, bukan dengan dorongan ego atau keinginan untuk menimbun lebih banyak. Ketika ambisi dijalankan dengan dasar kesadaran, fokusnya bukan lagi pada hasil, melainkan pada proses dan niat yang tulus. Dengan demikian, spiritualitas membantu kita menjaga keseimbangan antara upaya dan ketenangan batin.

Kebahagiaan dalam Perjalanan, Bukan Pencapaian

Spiritualitas mengajak kita untuk menemukan kebahagiaan dalam perjalanan hidup, bukan dalam pencapaian. Ia mengajarkan kita untuk hidup dengan penuh kesadaran, merasakan keajaiban di setiap momen, dan melepaskan beban ambisi yang sering kali membuat hidup terasa berat. Dalam ruang kesadaran ini, kita dapat menemukan kedamaian yang sejati, yang tidak tergantung pada dunia luar, melainkan datang dari dalam diri kita sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline