Prancis dipastikan lolos semifinal World Cup 2022 setelah mengalahkan Inggris. Skor 2-1 hampir saja lanjut perpanjangan jika tendangan penalti Harry Kane pada menit-menit terakhir berhasil menyamakan kedudukan.
Kecutnya Inggris berbanding terbalik dengan Prancis. Reaksi pemain Prancis Kylian Mbappe yang sangat ekspresif menjadi sorotan media.
Masih ada waktu memperbaiki serangan bagi Tiga Singa untuk menambah minimal satu gol penyama. Tetapi Mbappe dan kawan-kawan tentu tak mau itu terjadi. Dan penalti kedua Harry Kane yang melampaui mistar atas, sukses dikonversi menjadi tiket pulang.
Kegagalan penalti Harry Kane pada saat yang menentukan seolah melengkapi obat penawar trauma Mbappe. Torehan 5 gol sudah mendapuknya sebagai pencetak terbanyak. Hal itu menunjukkan performa yang luar biasa prima. Tetapi malam itu Mbappe seperti mendapat booster kedua.
Dua tahun lalu, Euro 2020, Prancis berhenti di 16 besar. Mbappe stress berat karena publik menilainya sebagai "penyebab utama" kegagalan. Menjadi penendang penalti terakhir Les Bleus, Mbappe tak berhasil menutup utang 1 gol atas Swiss.
Sebetulnya gagal penalti adalah hal yang biasa. Asal jangan pada saat yang mematikan. Mbappe tahu itu dan tanpa dihujat pun ia sudah sangat tertekan.
Namun ekspektasi penduduk Prancis dan fans pendukungnya berubah seketika menjadi hujatan. Time line media dan medsos disesaki pembahasan kasus gagal penalti Prancis.
Mbappe balik naik pitam, apalagi setelah Federation Francaise de Football dianggap tak melindunginya termasuk dari serangan komentar rasis. Puncaknya, Mbappe mengancam keluar dari timnas.