Lihat ke Halaman Asli

Telisik Data

TERVERIFIKASI

write like nobody will rate you

Mengenal "Shin-taishin", Standar Bangunan Tahan Gempa di Jepang

Diperbarui: 27 November 2022   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: Proses evakuasi akibat gempa di Cianjur, Jawa Barat.(Foto: DICKY NAWAZAKI via BBC Indonesia/KOMPAS.COM) 

Kemarin terjadi  gempa skala M 5,6 di Cianjur dengan jumlah korban 268 jiwa plus ribuan rumah dan bangunan hancur (Kompas.com, 22/11/2022). 

Jumlah korban jiwa dan kerusakan di Cianjur itu sangat besar. Jika kita proyeksikan dengan wilayah yang populasi penduduk dan gedung bertingkatnya lebih padat, jumlah itu bisa sangat besar.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) gempa skala M 5,6 itu tidak terlalu besar. Namun akibat akumulasi beberapa faktor, gempa di Cianjur bisa menimbulkan kerusakan signifikan.

Setidaknya ada 3 hal yang mempengaruhi kenapa jumlah korban gempa Cianjur cukup banyak. Faktor tersebut antara lain yaitu jenis gempa yang tergolong kategori  tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake), topografi wilayah yang tidak stabil, dan struktur bangunan yang tidak tahan gempa. Selain itu kesiapsiagaan warga menghadapi gempa mendadak juga perlu pelatihan dan sosialisasi.

Untuk mengukur tingkat kepedulian kita terhadap potensi bencana, kita bisa belajar dari Jepang yang menghadapi karakteristik bencana serupa dengan Indonesia. 

Jepang tidak hanya berinovasi dalam teknologi anti-gempa tetapi juga secara bertahap dan berkelanjutan menerapkan regulasinya sejak hampir seabad lalu.

Sejarah gempa berulang 

Indonesia dan Jepang berada di kawasan cincin api Pasifik dengan sejumlah gunung berapi dan lempeng tektonik yang aktif. Tiap tahun terjadi ribuan kali gempa akibat aktivitas vulkanik maupun pergerakan lempeng tektonik.

Di wilayah Jawa Barat, pada tahun 2020 terjadi 2583 gempa menurut Open Data Jabar. Kemudian terkait gempa kemarin, catatan sejarah menunjukkan bahwa di kawasan itu memang rawan gempa.

Intensitas gempa Cianjur dan kepadatan populasi penduduk di sekitarnya (Grafis: Kompas.com/Laksono Hari Wiwoho).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline