Lihat ke Halaman Asli

Telisik Data

TERVERIFIKASI

write like nobody will rate you

Menuju Net-Zero Emissions, Menepis Sampah Kemasan yang Tak Ramah Lingkungan

Diperbarui: 24 Oktober 2021   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi hobi berkebun (Foto: baltimoremagazine.com/ Mitro Hood).

Pembatasan sosial akibat pandemi berangsur surut  dan ekonomi mulai pulih. Banyak berkah tersembunyi di balik wabah selama hampir dua tahun ini. Satu di antaranya yaitu percepatan transformasi ekonomi digital. Namun demikian harus pula kita cermati adanya potensi bahaya lingkungan yang berjalan beriringan.

Berkaitan dengan lingkungan, pemerintah menargetkan bahwa selambat-lambatnya tahun 2060 Indonesia mencapai NZE, net-zero emissions atau nol-bersih emisi. Menurut IPCC, lembaga khusus PBB yang menangani  perubahan iklim, NZE adalah kondisi ketika emisi gas rumah kaca yang dihasilkan manusia seimbang dengan pengurangannya. Impas.

Kerja keras perlu dilakukan karena target itu bertujuan mengerem laju pemanasan suhu lingkungan yang dipicu emisi 4 gas rumah kaca. Keempat gas tersebut  adalah karbondioksida (CO2), metana (NH4), di-nitrogen oksida (N2O), dan ozon (O3).

Jika suhu global meningkat maka dampaknya akan memicu perubahan iklim. Bentuk ancaman yang menjadi  kekhawatiran antara lain mencairnya es kutub dan itu berarti bencana bagi Indonesia yang 2/3 wilayahnya berupa lautan. Ekosistem rusak dan cuaca sulit diprediksi.

The Intergovernmental Panel on Climate Change:

Net zero emissions are achieved when anthropogenic emissions of greenhouse gases to the atmosphere are balanced by anthropogenic removals over a specified period.  

Lantas apa hubungan antara emisi nol bersih dengan pandemi, ekonomi digital, dan sampah kemasan? Bagaimana posisi kita di antara kelindan hubungan itu?

Kemasan plastik

Bagi para pelaku ekonomi digital, mengemas paket dengan baik adalah skill yang perlu dimiliki. Sangat penting, apalagi toko online yang menjual  barang rentan pecah/ hancur seperti makanan dan barang gerabah.

Jika pengemasan dilakukan asal-asalan maka barang bisa rusak yang tentu akan mengecewakan pelanggan. Kekecewaan itu biasanya akan diungkap lewat  umpan balik negatif yang mendarat di kolom ulasan produk. Prospek penjualan bisa menurun.

Satu contoh bagaimana kira-kira pengemasan  yang paripurna itu dilakukan, penulis paparkan dalam cerita sorot balik berikut ini. Sumbernya berdasarkan pengalaman proses unboxing paket pot terakota  yang dipesan selumbari.

Pertama, pelapak membungkus pot kembang dengan bubble wrap sebelum memasukannya ke dalam kardus atau kotak kayu. Supaya balutannya rapat, lembar plastik bergelembung udara tersebut dikencangkan dengan lakban.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline