Semifinal Euro 2020 menyisakan dua finalis, Italia dan Inggris. Kedua timnas akan bertemu untuk pertama kalinya sebagai tim pemuncak di benua biru tanggal 12 Juli 2021.
Bagi Inggris, laga final di Wembley London nanti adalah memang yang perdana. Dengan pencapaian tersebut skuad Three Lions di semakin termotivasi atau malah terbebani untuk meraih kemenangan. Warga UK berharap timnas mereka mampu mewujudkan asa "football's coming home" dalam edisi Euro kali ini.
Italia juga pasti tak ingin pulang dengan tangan hampa .
Timnas Gli Azzuri baru sekali juara Euro tahun 1968. Sama seperti Yunani, Denmark, atau Ceko. Ibarat kata, level Italia untuk konteks Euro baru sebatas amatiran meski pernah juara dunia 4 kali.
Yang Euro-nya sudah pro itu Jerman dan Spanyol yang pernah juara 3 kali. Prancis juga mendingan dengan perolehan dua trofi. Untuk mengejar prestasi mereka, Italia harus memenangkan final besok.
Marco Materazzi (kompas.com, 9/7/2021):
"Inggris bermain di kandang, seperti Jerman pada 2006. Saya ingat wajah para pemain Jerman di terowongan stadion. Mereka seputih jersey mereka. Kami saling memberi tahu satu sama lain 'Mereka punya rasa takut, mereka punya rasa takut', dan mereka benar-benar memilikinya."
Meskipun sangat berambisi di dalam, tetapi di permukaan Italia harus tampak kalem. Psy war.
Senior Gli Azzuri Marco Materazzi mengatakan bahwa dirinya membaca ketakutan Inggris saat ketinggalan 0-1 lawan Denmark. Ia membandingkan hal itu dengan pengalaman final Piala Dunia 2006, kala melihat wajah skuad Der Panzer pucat pasi seputih seragamnya.
Bonucci dengan halus menimpali, melawan Inggris ibaratnya pertandingan antara orang tua menghadapi anak muda.
Maksud perkataan Bonucci yaitu Italia sebagai orang tua yang berpengalaman, Inggris yang muda masih hijau bau kencur. Maksudnya begitu. Masa mau bilang, "Pemain Italia akan lebih fokus memikirkan bekal akhirat, saatnya Inggris yang muda-muda juara...". Gak mungkin.
Perang urat saraf dalam dunia olahraga itu biasa. Seperti ayam jago yang meremang bulu leher dan sayap-sayapnya kala bertatap muka dengan lawan. Harus tampil intimidatif.
Bagaimana dengan fakta dan data-datanya?