Lihat ke Halaman Asli

Telisik Data

TERVERIFIKASI

write like nobody will rate you

Depak Indonesia dari Yonex All England 2021, Begini Kondisi Covid-19 Inggris

Diperbarui: 19 Maret 2021   21:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon, ganda putra Indonesia saat menjalani babak pertama All England 2021, tanggal 17 Maret(liputan6.com/ BWF-limited acces).

Tim badminton Indonesia terpaksa menepi dari perhelatan All England 2021. Inggris mengkarantina Indonesia selama 10 hari yang berarti sampai pertandingan kelar. Penyebabnya apalagi kalau bukan insiden Covid-19 itu; gara-gara corona setitik rusak penumpang se-pesawat.

Pemberitahuan dari BWF (liputan6.com, 18/3/2021):

Federasi Badminton Dunia (BWF) mengkonfirmasi kalau sejumlah pemain dan ofisial tim dari Indonesia telah dihubungi oleh unit test dan trace (pelacakan) UK Goverment's National Health Services (NHS) dan diminta untuk menjalani isolasi mandiri secepatnya. Sesuai dengan aturan pemerintah Inggris, seluruh tim harus menjalani isolasi mandiri selama 10 hari sejak tanggal mereka tiba dengan penerbangan setelah salah seorang penumpang dalam perjalanan mereka dinyatakan positif COVID-19.

Seluruh pemain Indonesia tidak dapat tampil pada kompetisi saat ini dan babak lanjutan turnamen dan ditarik dari Yonex All England Open 2021.

Soal alasan bahwa tim kita berpotensi tertular corona memang iya meskipun sangat kecil. Masalahnya profil penumpang yang positif corona di pesawat Turkish Airline itu belum diketahui. Secara umum kondisi Covid-19 di Inggris juga tidak lebih baik. Indonesia mestinya lebih khawatir terhadap Inggris daripada mereka ke kita.

Catatan worldometers.info hari ini menempatkan United Kingdom di peringkat 5 kasus positif corona sedunia. Di atasnya ada Rusia, India, Brazil, dan Amerika Serikat sebagai juara tak terkalahkan. Indonesia tertinggi di ASEAN tetapi posisi global ada di peringkat 18.

Inggris mempunyai 4.280.882 kasus Covid-19 dengan jumlah total kematian yang diakibatkannya sebanyak 125.926 jiwa. Dengan populasi penduduk 68.139.835 manusia, angka tersebut sangatlah besar jika dipandang dari sudut statistik Indonesia dengan populasi 275.577.463 penduduk.

Berikut perbandingan statistik corona antara Inggris vs. Indonesia.

  • Jumlah penduduk:
  • Inggris       : 68.139.835
  • Indonesia : 275.577.463
  • Jumlah kasus positif:
  • Inggris       : 4.280.882 (rank: 5)
  • Indonesia : 1.443.853 (rank: 18)
  • Angka kematian total:
  • Inggris       : 125.926 (rank: 5)
  • Indonesia : 39.142 (rank: 17)
  • Angka kasus per 1 juta penduduk:
  • Inggris       : 62.825 (rank: 29)
  • Indonesia : 5.239 (rank: 132)
  • Angka kematian per 1 juta penduduk:
  • Inggris       : 1.848 (rank: 7)
  • Indonesia : 142 (rank: 111)

Jika Indonesia mengalami pandemi corona dengan tingkat keparahan seperti Inggris maka itu berarti kabar yang sangat luar biasa. Indonesia akan memiliki kasus Covid-19 sebanyak 17.276.875 dengan jumlah kematian sebanyak 508.200 jiwa!

Secara kualitatif virulensi Inggris juga menyumbang 1 dari 4 varian SARS-CoV-2 berbahaya. Strain B.1.1.7 yang pertama kali terdeteksi di Inggris merupakan strain yang dikhawatirkan banyak negara karena lebih mematikan. Virus corona B.1.1.7 muncul akhir tahun lalu. Saat ini varian tersebut sudah mencapai Indonesia sebanyak 6 kasus menurut catatan kompas.com 9/3/2021.

Dengan penolakan BWF (Badminton World Federation) terhadap timnas Indonesia dalam perhelatan All England 2021 maka pertanyaan besar kemudian mengemuka. Apalagi kita sudah mengikuti seluruh prosedur swab yang dipersyaratkan dengan hasil negatif.

Karena event All England 2021 ini penting, sudah selayaknya Inggris menerima usulan Indonesia untuk menunda sementara pertandingan sampai masa karantina selesai. Indonesia telah sungguh-sungguh mematuhi prosedur protokol Covid-19. Selain itu juga kita telah mengambil risiko dengan keikutsertaan tersebut, memasuki negara dengan tingkat keparahan pandemi 10 kali lipat.

Semestinya kita yang perlu mewaspadai dan mempertanyakan bagaimana dengan tim plus official dan panitia sendiri dalam mematuhi protokol Covid-19. Juga kepatuhan secara umum di bidang olahraga lain.

Dalam penyelenggaraan Liga Premier diketahui salah satu pemain dari Manchester City diketahui positif corona. Namun demikian hal itu tidak berarti Manchester terdepak. Mereka tetap boleh mengikuti perhelatan dengan hanya mengisolasi 1 pemain yang positif saja (kompas.tv, 19/3/2021).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline