Banyak masalah besar akhir-akhir ini yang mencuat ke permukaan tetapi sebaiknya Presiden Jokowi fokus pada penanganan Covid-19 dan efek sampingnya.
Peristiwa penembakan enam pengawal M Rizieq Shihab dikaitkan dengan desakan mediasi pertemuan empat mata Jokowi-MRS.
Jika yang menjadi masalah adalah soal kehilangan nyawa maka peserta aksi Kamisan yang sudah menunggu bertahun-tahun di seberang istana tentu lebih berhak. Tambahan pula, mengapa dari insiden baku tembak di lapangan langsung loncat ke isu pertemuan MRS dengan presiden? Undangan dari polisi saja belum dipenuhi yang bersangkutan.
Juga soal penangkapan dua menteri --Menteri KKP dan Mensos-- oleh KPK yang dikaitkan dengan isu reshuffle.
Hal itu mestinya kondisional saja. Jika memang pejabat ad-interim tidak mampu menangani maka reshuffle terbatas langsung eksekusi terkait jabatan kementerian yang dimaksud. Kecuali ada menteri yang punya gelagat serupa boleh dijadikan satu paket. Daripada keduluan KPK?
Masalah utama yang sedang dihadapi Indonesia dan dunia saat ini adalah Covid-19. Sudah hampir setahun angkanya belum turun-turun juga.
Hari ini tercatat penambahan kasus baru masih di kisaran 5000-an. Belum ada tanda-tanda membaik dengan jumlah total kasus mendekati 600.000. Sementara itu di tingkat global kasus positif mencapai 68 juta dan kematian sudah 1,5 juta jiwa!
Vaksin memang sudah mulai diproduksi. Cuitan @jokowi kemarin 07/12/2020 menyebutkan saat ini sudah datang 1,2 juta dosis vaksin Sinovac dan 1,8 juta dosis berikutnya datang bulan depan. Selain itu pemerintah juga mendatangkan bahan baku sebanyak 45 juta dosis yang akan diolah lebih lanjut oleh Biofarma.
Masalahnya, vaksin sendiri belum terbukti menjadi solusi tuntas atas pandemi corona. Mulai proses uji klinis dan uji di BPOM, lanjut distribusi ke seluruh warga masih perlu tahap-tahap kritis yang harus dilewati.
Jika separuh saja dari total penduduk Indonesia dengan masing-masing dua dosis maka itu berarti harus tersedia sekitar 260 juta dosis. Catatan media bulan Oktober lalu Indonesia memerlukan sekitar 320-340 juta dosis vaksin anti-covid-19.
Itulah tugas berat yang menanti di depan selain pemulihan ekonomi nasional (PEN) dengan biaya sekitar Rp 700 triliun. Presiden harus fokus masalah tersebut sesuai dengan adagium Cicero "salus populi suprema lex esto". Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi.