Lihat ke Halaman Asli

Telisik Data

TERVERIFIKASI

write like nobody will rate you

Maradona, Legenda Argentina yang Berhati Palestina dan Berkaki Fidel Castro

Diperbarui: 29 November 2020   08:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ungkapan duka atas kepergian Maradona dari rakyat Palestina (twitter.com/ @SavePa2).

Wafatnya mantan pemain sepakbola Diego Armando Maradona membuat kenangan masa lalu sang legenda kembali terungkap. Pernak-pernik kehidupannya diulas kembali termasuk visi politik sang megabintang dari Argentina ini.

Sisi menarik dari politik adalah kemampuannya menembus sekat-sekat. Olahraga tak terkecuali. Atau juga olahraga yang mungkin menunggangi politik.

Di Indonesia saat Asian Games digelar dua kali, tidak pernah Israel diundang padahal termasuk negara Asia. Tahun 1958 timnas sepakbola juga menolak lawan Israel dalam perhelatan Piala Dunia karena politik Soekarno yang menolak keras pendudukan di Palestina. Akibat aksi itu Indonesia kena diskualifikasi, kena hukuman larangan berlaga satu tahun, dan denda US$ 28.000.

Selain Indonesia, seperti hasil penelusuran ayobandung.com, Iran, Mesir, Argentina dan Turki juga menghindari Israel. Tak heran jika kesebelasan tersebut menolak bertanding; mayoritas umatnya beragama Islam sehingga bermain lawan Israel bisa panjang urusan. Tetapi Argentina adalah pengecualian.

Tahun 2018 tim Lionel Messi ogah merumput menghadapi Tel Aviv. Alasannya adalah demi kemanusiaan, sebagai duta UNICEF Messi berempati kepada anak-anak yang menjadi korban tentara pendudukan.

Lionel Messi:

"Sebagai duta Unicef, saya tidak bisa bermain melawan orang yang membunuh anak-anak Palestina yang tak bersalah. Kami harus membatalkannya karena kami mengutamakan kemanusiaan."

Senior Messi di tim La Albiceleste, Diego Armando Maradona, bahkan termasuk supporter Palestina garis keras. Sang legenda sepakbola itu dikenal sangat eksplisit dalam mendukung kemerdekaan negeri tersebut.

Sebelum dan sesudah pensiun menggiring bola, keberpihakan Maradona betul-betul merasuk jantung.

Penganut mazhab sosialis sayap kiri ini memang anti-kebijakan imperialis terutama kala mantan Presiden Amerika George Bush berkuasa. Tak hanya pendudukan Israel di Palestina, Maradona juga menentang perang Irak dan membenci intervensi dalam perang Suriah.

Sebaliknya, beberapa sobat Maradona  sudah cukup menjelaskan ke arah mana kecenderungan visi politiknya. Mereka antara lain Fidel Castro dan Che Guevara yang Kuba itu; Hugo Chavez dan Nicolas Maduro, pemimpin Venezuela; dan Evo Morales dari Bolivia.

Maradona, (insider.com):

"I believe in Chavez, I am Chavista ... everything Fidel does, everything Chavez does for me is the best." 

Maradona menunjukkan tatto wajah Fidel Castro kepada mantan penguasa Kuba itu sendiri (Reuters).

Hubungan dengan Kuba termasuk istimewa.

Maradona menggambar wajah Fidel Castro di betis kakinya sebagai ungkapan rasa kagum seorang fans berat. Mungkin agar ayah kedua-nya itu --sebutan Maradona untuk Fidel-- dapat ikut merasakan sensasi mencetak gol di pentas sepakbola dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline