Prabowo punya mainan baru sekarang, selain tank dan pesawat tempur.
Biar tidak jenuh di kabinet, Jokowi memberi menhan tambahan job, hitung-hitung sebagai klangenan. Mantan bos HKTI itu dipercaya untuk memimpin proyek mencetak sawah 178.000 hektar. Lokasinya di Kapuas dan Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.
Dulu tahun 1995 pernah ada proyek serupa yang lebih besar di lokasi yang sama, 1,45 juta hektar. Proyek orde baru bernama PLG, Pengembangan Lahan Gambut. Proyeknya entah ke mana, tetapi gambutnya masih ada.
Mengapa tidak Syahrul Yasin Limpo? Bukankah menteri sawah dan ladang ini lebih mustahak?
Betul, seharusnya beliau yang menjadi the man behind the cangkul. Namun kesibukan akhir-akhir ini agaknya cukup menyita waktu hingga khawatir konsentrasinya pecah. Yasin Limpo tengah mengerjakan proyek riset rahasia, menemukan formula kalung ajaib cap elang.
Kalung tersebut rencananya jadi obat pamungkas, penutup riwayat corona yang sudah beredar terlalu lama. Kalaupun tak manjur tak apalah, bisa jadi penghalau masuk angin atau menghilangkan gatal-gatal akibat gigitan serangga.
Sebagai menteri di zaman extraordinary semua kru kabinet harus all-round, serba bisa. Setiap personal wajib mampu otodidak dengan kecepatan belajar di atas rata-rata. Nadiem Makarim nanti yang akan kasih trik-triknya, kiat sukses belajar tanpa (kehadiran) guru di zaman corona.
Pengen bukti?
Menteri Luhut contoh terbaiknya, mampu menjawab bermacam tantangan di segala bidang. Asal jangan disuruh jadi menteri urusan agama saja, nanti banyak penghulu KUA yang marah-marah.
Lantas, apa yakin Prabowo bisa nyangkul?
Seratus persen percaya. Jangan pernah sedikit pun meragukan kemampuan Prabowo menyelesaikan penugasan dari Pak Dhe. Selain pernah mengurus paguyuban kaum tani, Prabowo juga jelek-jeleknya adalah mantan menantu daripada Soeharto.