Polda Metro Jaya menangkap Ravio Patra, 22 April 2020, atas tuduhan penghasutan untuk melakukan tindak kekerasan pada tanggal 30 April 2020 nanti.
Penangkapan tersebut kemudian berbuntut panjang karena menyangkut banyak hal lain yang cukup kompleks. Pertama, terciduknya Ravio berbarengan pula dengan penangkapan warga negara Belanda yang menumpang kendaraan Corp Diplomatic Kedutaan Belanda. Kedua, menyangkut isu konflik kepentingan Staf Khusus Milenial (lagi) yaitu Billy Mambrasar. Kemudian yang ketiga menyangkut keamanan aplikasi whatsapp.
Keterangan Polda Metro Jaya
Humas Polri Brigjen (Pol) Argo Yuwono menjelaskan bahwa penangkapan Ravio dilakukan berdasarkan laporan saksi berinisial DR. Menurut saksi tersebut ia menerima pesan via whatsapp yang berisi ajakan untuk melakukan penjarahan dan pembakaran pada tanggal 30 April nanti (kompas.com, 23/04/2020).
Polri atas laporan itu kemudian bergerak cepat. Hasil penelusuran nomor telepon menuntun pada pemilik akun yaitu Ravio yang kemudian berujung penangkapan dirinya di daerah kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Seorang WN Belanda berinisial RS kemudian ikut ditangkap sesaat sebelum naik mobil bernomor korps diplomatik kedutaan. Argo Yuwono tidak menjelaskan siapa RS dan bagaimana hubungannya dengan Ravio Patra.
Pihak kepolisian belum bisa mengkonfirmasi kebenaran pengakuan Ravio karena untuk membuktikannya perlu penyelidikan forensik oleh Labfor Polri.
Versi KONTRAS di twitter
Terkait dengan kasus Ravio, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KONTRAS) @KontraS memberikan keterangan latar belakang sebelum peristiwa penangkapan.
Kontras menyebutkan bahwa Ravio Patra adalah aktivis yang menyoroti kebijakan pemerintah. Sebelum ditangkap 22/04/2020 antara pukul 21.00-22.00, dan sebelum akun diretas; Ravio diketahui mengkritik konflik kepentingan Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar dalam proyek pemerintah di Papua. Dalam kapasitasnya sebagai Steering Committee Open Government Partnership (SC OGP), Ravio juga mengkritik pemerintah dalam penanganan wabah penyakit Covid-19 melalui media tirto.id.
Selain menyinggung Stafsus Billy Mambrasar, Kontras juga menyinggung artikel di seword.com yang mengangkat topik adanya penghasutan yang dilakukan oleh akun atas nama Ravio. Seword.com adalah platform blogger pro-Jokowi yang kerap berseberangan dengan pihak oposisi dan aktivis yang mendiskreditkan pemerintah.