Lihat ke Halaman Asli

Telisik Data

TERVERIFIKASI

write like nobody will rate you

China Antisipasi 3 Virus Lagi Usai Reda Wabah Corona Gelombang Pertama

Diperbarui: 6 April 2020   16:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi tikus yang dapat menjadi vektor penyakit yang disebabkan oleh hantavirus (kompas.com).

Meskipun wabah coronavirus edisi Wuhan semakin reda tetapi China belum bisa lega. Ada 3 laporan kasus serangan virus yang perlu diantisipasi.

Berikut ini adalah potensi wabah akibat virus berikutnya yang terjadi di sana:

  • swine fever Africa,
  • coronavirus gelombang kedua,
  • hantavirus.

Pemerintah China saat ini sedang khawatir adanya laporan kejadian baru serangan virus di daerah Yunyang, Chonquing.  Sebanyak 298 ekor babi yang diangkut secara ilegal diketahui terkontaminasi virus yang bisa memicu demam babi Afrika atau swine fever Africa (detik.com, 6/4/2020).

Manusia dapat tertular virus yang berasal dari hewan babi yang masih hidup ataupun yang sudah mati. Pakan ternak mungkin pula menjadi media perantara penularan.

Mirip dengan covid-19, penyakit demam babi Afrika menyebabkan gangguan pernapasan. Tetapi ada ciri tambahan yang mudah dilihat yaitu bercak kemerahan pada kulit.

Di Indonesia akhir tahun 2019 lalu sempat juga terjadi kasus kematian ternak babi di Sumatera Utara dan Bali (Februari 2929) akibat penyakit hog cholera. Penyebabnya yaitu  pestivirus.

Bangkai hewan yang mati secara massal akibat penyakit  tersebut tidak sempat dimusnahkan dan terbengkalai di dalam kandang atau peternak membuangnya ke sungai. Alhasil warga di sepanjang kali menderita akibat pencemaran.

Meskipun hog cholera terjadi pada babi tetapi virus penyebabnya harus diwaspadai karena potensi mutasi genetiknya. 

Bangkai babi yang dibuang ke sungai di Medan (merdeka.com, 7/11/2019).

Sebelum insiden virus swine fever Africa China juga melakukan lockdown total gelombang II di wilayah lain. Setelah Wuhan di Provinsi Hubei semakin dilonggarkan pembatasannya, justru di wilayah Jia malah baru mulai diterapkan lagi.

Dikutip kompas.com dari South Morning China Post (3/4/2020), otoritas pemerintah di Jia, Provinsi Henan juga menerapkan jam malam setelah adanya laporan kasus infeksi baru di wilayah itu.

Awal April setidaknya terdapat 36 kasus baru covid-19 yang berasal dari luar wilayah (imported case). Akibat munculnya serangan ulang tersebut aktivitas warga kembali diperketat. Hanya sebagian kecil kegiatan ekonomi vital yang masih boleh berjalan  yaitu antara lain angkutan logistik dan layanan kesehatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline