Ada satu novel yang dahulu pernah hampir saya abaikan hanya karena ukurannya yang terlalu tipis sehingga tampak 'kurang meyakinkan'.
Untunglah nama sang pengarang segera menghentikan perburuan literal pada hari itu yang berlangsung random. Milan Kundera.
Membaca "Identitas" membawa saya pada suatu dimensi yang sedikit berkabut berlapis.
Novel penulis Ceko ini seolah menyajikan labirin sehingga memaksa pembacanya untuk merenung dan membaca berulang kali penuturannya.
Sampai pada satu kesadaran bahwa ada pesan subtil yang agaknya hendak disampaikan Kundera. Kita sesungguhnya tak pernah selesai bertarung di dalam diri sendiri untuk menemukan identitas.
Saya tantang Anda untuk menunjukkan jati diri secara utuh.
Apakah akan menepuk dada? Lho itu kan dada, bukan Anda.
Apakah akan menepuk jidat? Lho kok malah bingung.
Atau, Anda mau menunjuk udel? Lho, apa nggak malu?
Secara fisik saja sulit sekali kita mengidentifikasi manusia karena tubuh tersusun oleh banyak organ yang secara simultan menjadi individu itu sendiri.
Potret diri yang tak pernah selesai