Sebelumnya saya ucapkan selamat, buat Bapak juga Pak Ma'ruf Amin.
Semoga tingkat kepuasan rakyat yang baru 58,8% bisa meningkat lagi di periode kedua nanti. Pak SBY bisa nyampe 80% lho Pak, padahal wakilnya sama, Pak JK.
Mohon maaf tidak bisa hadir dalam acara pelantikan Bapak besok Ahad. Bukan apa-apa, tapi saya tunggu undangannya kok gak nyampe-nyampe ya? Alamat masih yang lama Pak.
Soal hasil survey yang disebut tadi memang sedikit banyak saya paham penyebabnya. Tepatnya mencoba paham. Nanti akan saya tulis di sini; kalau nggak keduluan kawan Kompasianer lain.
Atau, Bapak juga mungkin sebenarnya tidak peduli sama angka-angka hasil polling. Toh sudah menang. Jadi untuk sejenak bisa kita lupakan dulu soal itu.
Langsung pada pokok masalah saja ya Pak. Begini.
Pertama, waktu pemilihan cawapres.
Ketika Pak Jokowi kabarnya akan pilih Pak Mahfud terus terang saya senang.
Tapi jangan suudzon dulu, saya tidak kenal Pak Mahfud; apalagi beliau kepada saya. Tidak ada kepentingan pribadi apapun tentang hal ini.
Saya senang karena Pak Mahfud MD itu punya integritas, pengalaman, dan juga pengetahuan di bidang hukum; bisa jadi modal untuk membenahi sistem hukum dan peradilan di Indonesia.
Gak enak kan dengernya, koruptor susah-susah ditangkap tapi kemudian bebas atau dipidana ringan. Yang masuk bui juga kok bisa-bisanya jalan ke hotel, belanja ke mall, kulineran, bahkan sempat mampir ke toko bangunan segala. LP kita kesannya cuma jadi basa-basi doang.