Sebagai hewan pemangsa ayam, reputasi musang di kampung saya dahulu sudah dikenal sejak lama. Bahkan jika ada kasus kehilangan unggas peliharaan tersebut, musang selalu termasuk salah satu tersangka selain anjing atau kucing. Bisa juga pencuri yang manusia.
Meskipun merupakan hama yang populer, sangat jarang warga bertemu omnivora itu secara langsung dalam jarak dekat. Kecuali di gambar atau film, saya juga belum pernah melihat secara live aksi hewan yang juga disebut careuh atau luwak itu.
Bagaimana bisa bertatap muka? Musang adalah hewan nokturnal, aktif di malam hari, geraknya sangat gesit keluar masuk semak. Penglihatan malamnya sangat tajam. Dari jauh dia dapat melihat kehadiran kita, sementara kita hanya dapat menatap kegelapan malam.
Di kebun binatang musang juga sepertinya tidak masuk daftar peliharaan favorit karena bukan termasuk hewan yang dilindungi atau langka.
Ironisnya, setelah tinggal di kota saya justru dapat melihat langsung kehidupan musang di ‘alam liar’. Saat menempati rumah di daerah perbatasan Banten-Jakarta, tepat di bawah jendela kamar terdapat pagar tembok yang menjadi jalur perlintasan musang!
Kehadiran si pemakan biji kopi ini ditandai dengan aroma pandan yang kuat sehingga hewan ini mendapat julukan tambahan yaitu musang pandan.
Pertama kali tinggal, seorang tetangga sudah memberitahu soal si belang hitam ekor panjang ini. Namun cukup exciting juga ketika benar-benar melihat sosoknya secara langsung pada jarak yang sangat dekat. Antara 1-2 meter, terpisah jendela kaca, sementara lampu kamar dimatikan.
Untunglah cahaya bulan cukup membantu pengamatan hewan yang kadung dianggap suka menyamar jadi ayam ini. Dia berjalan cukup cepat, setengah berlari. Dari sekian kali kesempatan, tidak pernah sekalipun sempat saya abadikan dengan kamera gawai.
Sebagai hewan urban tampaknya dia sudah lebih toleran dengan kehadiran manusia meski masih tetap menjaga jarak aman.
Setelah rumah direnovasi, posisi jendela yang bersebelahan dengan jalan favorit si codet --saya kasih nama begitu-- kemudian berubah. Sayang sekali.
Tetapi rupanya perubahan posisi arsitektur rumah membuat satu tempat di pojok atas bagian belakang jadi agak terisolasi.