Pertemuan Jokowi dengan Prabowo di atas MRT dan lanjut di rumah makan Sate Khas Senayan pertanda Gerindra semakin dekat dengan koalisi petahana. Apa yang diobrolkan di antara mereka berdua bisa berlanjut menjadi kerjasama politik di gedung DPR/ MPR yang ada di Senayan itu.
Selain dengan Jokowi, Prabowo juga bertemu Megawati, pimpinan koalisi pengusung Jokowi-Ma'ruf di kediamannya Jl. Teuku Umar, Menteng.
Pasca dua rangkaian pertemuan itu sinyal kedekatan Gerindra bertambah kuat. Wakil Ketum Gerindra, Arif Poyuono, memuji dan mendukung Gibran-Kaesang yang digadang maju pilwalkot Solo.
Sebaliknya di koalisi Prabowo.
PA 212 mengecam pertemuan Prabowo dengan koalisi 01 dan Mardani Ali Sera menyebut bahwa Prabowo telah melakukan pembohongan publik atas manuvernya tersebut.
Tudingan Mardani langsung disambut Andre Rosiade yang mengatakan bahwa Prabowo masih berjuang untuk pembebasan ulama mereka yang ditahan atas berbagai kasus hukum. Kemudian Andre juga mengungkit kontribusi Mardani yang dianggap nihil dalam pesta demokrasi lalu.
Komentar miring terhadap petahana juga tidak sepi.
Koalisi Nasdem-PDIP dicurigai terancam perceraian setelah Surya Paloh bertemu Anies Baswedan. Kabar tak sedap itu sudah dibantah Jokowi yang menyatakan bahwa koalisinya baik-baik saja, malah semakin solid dari sebelumnya.
Andai Gerindra bergabung maka keinginan Jokowi untuk menguasai 80% suara parlemen akan tercapai. Pemerintah dapat bekerja dengan fokus untuk menuntaskan agenda-agenda yang masih belum tuntas pada periode sebelumnya.
Fenomena balik kanan dari oposisi merapat ke istana sudah terjadi sejak dulu setelah Pilpres 2014.