Lihat ke Halaman Asli

Telisik Data

TERVERIFIKASI

write like nobody will rate you

Waspadai Aksi dan Narasi dalam GNKR PA 212

Diperbarui: 28 Mei 2019   13:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Massa aksi GNKR di depan Bawaslu (cnnindonesia.com)

Rencana aksi berkabung  Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat  atau GNKR oleh PA 212 untuk korban aksi perusuh 21-22 Mei besok perlu dicermati. Bahkan jika berpotensi menimbulkan mudarat misalnya mengganggu arus lalu-lintas, kepolisian tidak perlu memberikan izin terhadap aksi yang akan digelar di depan Bawaslu tersebut.

Saat ini kondisi negara mulai kondusif setelah kerusuhan 21-22 Mei, umat Islam bisa kembali khusyu beribadah pada 10 hari terakhir bulan Ramadan. Kegiatan ekonomi juga membaik, rupiah semakin menguat nilainya terhadap dollar.

Pesan Presiden Jokowi kepada Usma yang lapaknya habis dijarah perusuh jelas: "Silakan berdagang lagi, kembali bekerja keras!" Artinya, presiden berharap masyarakat jangan takut kerusuhan, jangan bermalas-malasan, jangan membuat onar dengan menjadi massa bayaran untuk memperoleh uang.

Sementara itu, korban yang meninggal akibat kerusuhan perlahan-lahan mulai tersingkap misterinya.

Ada sebuah gerakan terselubung yang menunggangi aksi demo di Bawaslu. Polisi berhasil menangkap jaringan pelaku, mulai dari koordinator lapangan, penjual senapan, pembeli, dan eksekutor lapangannya. Dalang di balik itu semua sedang diburu aparat, identitasnya sudah diketahui.

Hasil uji forensik proyektil selongsong peluru  yang membunuh korban kerusuhan 21-22 Mei juga terungkap.

Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan, peluru yang diduga berasal dari senapan  Olympic Arms itu meninggalkan jejak balistik yaitu gerak memutar ke kanan, searah jarum jam. Sedangkan ciri khas peluru resmi kepolisian akan meninggalkan jejak sebaliknya jika dimuntahkan. Artinya peluru yang membunuh korban tidak berasal dari senapan polisi.

PA 212 yang merencanakan aksi GNKR Rabu besok mengancam kemajuan kondisi yang telah kita capai bersama.

Meskipun disebut akan melakukan aksi damai, massa lapis kedua yang anarkis bisa saja sudah menunggu. Negosiasi waktu aksi yang suka mulur memberikan kesempatan kepada mereka yang tidak bertanggung jawab untuk membuat kekacauan kembali terulang.

Yang tidak kalah berbahaya adalah narasi yang diciptakan dalam aksi GNKR tersebut.

Mereka mengatakan aksi tersebut adalah bentuk duka cita kepada korban kerusuhan kemarin. Framing  yang diciptakan oleh penyebar hoaks bahwa korban jiwa terjadi karena  peluru polisi akan semakin menguat. Padahal justru dugaannya adalah mereka ditembak oleh pelaku tak dikenal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline