Kalah pilpres dan ditinggalkan satu per satu koalisi membuat kreativitas Prabowo dan timsesnya bekerja ajaib. Do magic!
Hari ini Prabowo mengundang media internasional untuk hadir dalam acara press briefing yang diadakan di Kertanegara, kediamannya. Belum jelas media asing mana yang diundang, karena pertemuan berlangsung tertutup. Hanya wartawan asing undangan yang boleh masuk, kuli tinta tanah air disuruh jaga gerbang. Makan angin.
Inti dari pertemuan tertutup tersebut adalah curhat Prabowo kepada jurnalis asing tentang betapa curangnya pemilu Indonesia tempo hari. Mereka diminta menceritakan kepada dunia, pemilu Indonesia sudah melenceng dari norma-norma demokrasi.
Harapan yang didamba mungkin munculnya tekanan dunia internasional kepada Indonesia. Kalau bisa sampai mengadakan pemilu ulang secara nasional, tidak peduli berapa biaya dan nyawa sebagai taruhannya. Kalau pemilu ulang pun kalah, tekan lagi untuk diulang, begitu sampai terbukti minimal 62% suara rakyat memilih dirinya.
Atau, sekadar hendak menunjukkan bahwa jurnalis lokal tidak kredibel dan karenanya tidak layak diajak bicara.
Media asing jadi tempat satu-satunya tempat mengadu setelah media nasional dianggap berat sebelah. Pilar demokrasi keempat ini sudah dianggap tidak layak dipercaya. Mereka hanya dipercaya apabila ikut yakin bahwa kemenangan Prabowo 62% adalah nyata.
Selain media, TNI dan Polri juga dianggap tidak netral. Hoaks dan kabar miring bertubi-tubi menyerang seolah dapat menggiring opini publik untuk percaya bahwa aparat sudah diperalat. Terakhir, Rizal Ramli mencuit bahwa ada seorang letkol TNI AD yang punya data bahwa Prabowolah yang sesungguhnya menang pilpres. KSAD membantah tudingan tidak berdasar tersebut.
KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara pesta ikut kena getah, perlahan tapi pasti legitimasinya sedikit demi sedikit digerogoti. Tak ketinggalan Mahkamah Konstitusi sebagai pengadil sengketa bahkan belum apa-apa sudah dicampakkan, digantikan people power yang dianggap konstitusional. Semuanya seolah bersekongkol bekerja sama dengan kekuatan semesta untuk berbuat curang. Prabowo kecewa berat.
Yang membuat kekalahan bertambah berdarah-darah adalah gerak-gerik kawan seiring yang semakin terang-terangan mendua hati. Demokrat membuka aib setan gundul asal muasal klaim 62%, sementara PKS tegas-tegas sudah mengatakan haram hukumnya #2019GantiPresiden disuarakan. Tutup buku.
Jika koalisi pendukung Prabowo-Sandi saja sudah tidak seiring sejalan, tampaknya kita boleh sedikit bernapas lega. Dalam arti, memang tidak ada artinya berusaha menciptakan realitas palsu yang semu. Matahari takkan menunggu semua orang berhasil move on, apalagi mereka yang betah terbelenggu masa lalu atau ambisi saja.
Selain hanya gaduh di media, tidak perlu ada ketakutan berlebihan dari efek sambat Prabowo kepada media asing tersebut. Toh TNI dan Polri sudah siap siaga sejak berbulan-bulan lalu mengawal jalannya pesta demokrasi. Malah, ancaman tak terduga yang berasal dari teroris berhasil diamankan aparat. Delapan dari mereka ditangkap dari tiga tempat yang berbeda, Bekasi, Bitung, dan Tegal.