Tanggal 9 Mei nanti Mayjen (purn.) Kivlan Zen (72) menyampaikan rencana aksi turun ke jalan untuk memprotes KPU dan Bawaslu yang belum mendiskualifikasi paslon Jokowi-Ma'ruf. Dalam konferensi pers di Tebet Timur Dalam itu, hadir pula Letjen (purn.) Syarwan Hamid (75), politisi Gerindra Permadi (78), dan yang agak milenial sedikit Eggi Sudjana (59).
Kivlan mengatakan bahwa aksi nanti akan dipimpin oleh aliansi GERAK, Gabungan Elemen Rakyat untuk Keadilan dan Kebenaran. GERAK berada di luar BPN, tim kampanye Prabowo-Sandi.
Hasil hitung cepat yang memenangkan Jokowi-Ma'ruf rupanya belum dapat diterima secara legowo. Penyelenggaraan pemilu sendiri walaupun diwarnai jatuhnya korban petugas KPPS dan indikasi kecurangan kedua belah pihak, dianggap sukses oleh dunia internasional. Sudah puluhan negara yang mengucap selamat dan apresiasi kepada presiden, antara lain dari PM Singapura Lee Hsien Loong; Presiden Turki Erdogan; dan terbaru dari Theresa May, PM Inggris.
Dari sudut pandang demokrasi, Eggi mengatakan bahwa aksi nanti adalah penyampaian aspirasi yang dilindungi oleh UUD 1945, jadi tidak melanggar konstitusi. Namun demikian politisi PAN ini tidak menjelaskan lebih lanjut apa yang menjadi dasar dan landasan legal dari tuntutan yang diperjuangkan.
Mengingat kondisi saat ini yang berada di bulan Ramadan, selain sudut pandang demokrasi perlu juga diperhatikan aspek kesehatan karena para motor penggerak demo sudah berusia lanjut.
Masih menjadi keprihatinan kita perihal banyaknya petugas KPPS yang gugur karena kelelahan, sakit, dan faktor usia. Demo atau unjuk rasa bukanlah pekerjaan yang happy dan menuntut stamina tinggi. Cocoknya bagi pekerja usia produktif atau mahasiswa yang masih doyan pecicilan.
Whatever, apapun alasan yang melatarbelakangi rencana ngabuburit anti-mainstream dari Pak Kivlan and the company ini semoga berjalan lancar dan diberi kemudahan.
Aparat harus berinisiatif menyiapkan pengamanan di sepanjang trotoar yang jadi lokasi demo nanti. Ya, demonya di trotoar saja supaya tidak mengganggu kelancaran lalulintas dan mengingat usia peserta. Para penggagas demo yang nota bene adalah sesepuh bangsa tentunya juga harus memberi teladan cara yang normal memanfaatkan fasilitas umum.
Penting dicatat lainnya yaitu persiapan sebelum demo bagi yang berpuasa. Cek kadar gula, asam urat, tensi dan obat-obatan harian yang mungkin belum habis. Apabila tidak memungkinkan jangan memaksakan diri, patuhi nasihat dokter. Kesehatan lebih berharga daripada kursi. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H