Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan di bawah komando Susi Pudjiastuti telah menenggelamkan ratusan kapal pencuri ikan.
Terbaru, kapal pencuri asal Vietnam BD 979 terciduk KRI Tjiptadi-381 yang sedang patroli di perairan Natuna. TNI AL kemudian menyeret kapal pencuri tersebut untuk diadili sesuai hukum di Indonesia. Sebelumnya, dua kapal Vietnam juga diamankan oleh Koarmada kita.
Sempat terjadi insiden akibat provokasi kapal coast guard Vietnam yang menabrak lambung KRI Tjiptadi. Kapal perang kita bergeming, kokoh seperti batu karang karena ukurannya yang lebih besar dan tentu lebih kuat. Kapal pemerintah Vietnam itu juga ternyata menumbur kapal pencuri ikan yang sedang ditunda KRI Tjiptadi, mengakibatkan sisi kiri lambung bocor dan kemudian tenggelam.
Penjaga pantai Vietnam itu sepertinya sudah yakin duluan akan nasib kapal pencuri yang tertangkap basah itu. Sebelum dikirim ke dasar laut oleh KKP dan menjadi rumpon ikan, mereka dengan sadar berinisiatif menenggelamkan kapal mereka sendiri.
Meskipun demikian, jadi pertanyaan juga mengapa Vietnam melakukan aksi nekat seperti itu. Kru kapal pencuri memang selamat (ditangkap), tetapi kita jadi tidak tahu apa isi kapal yang tenggelam tersebut. Bisa saja ada muatan barang haram yang diselundupkan di antara sirip-sirip ikan. Perlu investigasi.
Natuna, pos terdepan yang dekat wilayah sengketa
Sejak dilantik menjadi presiden, Jokowi memberikan perhatian lebih kepada kedaulatan wilayah laut dan pulau-pulau terluar Indonesia.
Maraknya pencurian ikan dan pelanggaran wilayah perairan membuat pemerintah geram. Ketegangan sengketa wilayah antarnegara di sekitar Laut China Selatan juga menjadi masalah yang harus diwaspadai.
Tanpa banyak wacana titik-titik terluar yang paling rawan kemudian diidentifikasi. Hasilnya, 3 pulau akan diperkuat untuk dijadikan pangkalan militer yaitu: Natuna, Bitung, dan Selaru. Tiga titik ini tentu masih kurang mengingat luasnya wilayah NKRI, tetapi dalam jangka pendek hal ini bisa dianggap memadai.
Yang sangat mendesak adalah pos Natuna. Selain insiden dengan Vietnam, penegakkan kedaulatan hukum kita di sana pernah juga menimbulkan gesekan dengan Malaysia dan China.