Kader Gerindra yang memilih Jokowi ternyata cukup banyak juga, berada di kisaran 11%. Jumlah ini cenderung akan bertambah karena undecided voters di Gerindra masih di atas 20%. Demikian hasil survei PolMark yang bekerja sama dengan Partai Amanat Nasional.
Masih menurut PolMark, kader partai pengusung Prabowo-Sandi lainnya yang memilih Jokowi-Maruf jumlahnya tercatat lebih banyak lagi:
- Demokrat: 28,1%, (undecided voters: 28,5%)
- PAN: 25%, (undecided voters: 25,8%)
- PKS: 15,7%, (undecided voters: 27,6%)
- Berkarya: 14,9%, (undecided voters: 38,3%).
Arti penting dari survei PolMark ini adalah penyelenggaraannya yang melibatkan PAN.
Sebagai partai pengusung Prabowo-Sandi otomatis PAN mematahkan tudingan bahwa survei tersebut adalah hasil pesanan kubu 01. Sebelumnya, Prabowo dan Badan Pemenangan Nasional, BPN, membantah hasil survei lembaga independen yang mengunggulkan kemenangan Jokowi-Maruf.
Hingga saat ini, survei lembaga independen umumnya mendapatkan kesimpulan bahwa keunggulan petahana sudah di atas 50%. Di antaranya:
- LSI: 58,7%
- Charta Politika: 53,2%
- CRC: 56,1%
- Populi: 54,1%
- Cyrus: 55,2%
- Median: 47,9%
- SMRC: 54,9%
Untuk mencegah runtuhnya semangat kader di lapangan, BPN kemudian memaksakan diri untuk mengangkat hasil survei internal.
Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan bahwa yang justru unggul di survei internal BPN adalah Prabowo-Sandi di angka 54%. Demikian juga Wasekjen Gerindra Andre Rosiade, juru bicara BPN Viva Yoga Mauladi, hingga Hashim Djojohadikusumo; ramai-ramai mengklain kemenangan Prabowo di survei mereka.
Yang menjadi kesalahan fatal dari survei internal kubu BPN adalah tidak dijelaskan metode apa yang digunakan dalam survei mereka. Selain metode, BPN juga tidak menyebutkan berapa kisaran margin or error-nya.
Menanggapi survei internal BPN, Jusuf Kalla menyindir dengan pernyataan yang menohok: mengapa BPN tidak sekalian saja mengklaim kemenangan 100% bagi pihaknya.
Meskipun hasil survei sudah membaca kemenangan, TKN semestinya tidak terlena dengan keunggulan tersebut. Trend positif tersebut lebih baik dijadikan motivasi untuk bekerja lebih keras.
Peneliti LIPI Indria Samego mengingatkan bahwa kemenangan dan kekalahan paslon tidak ditentukan oleh hasil survei melainkan dari hasil perhitungan suara pada waktu hari pencoblosan.