Lihat ke Halaman Asli

Telisik Data

TERVERIFIKASI

write like nobody will rate you

Daripada Warga yang Menderita, Lebih Baik Mempolitisir Hewan Kurban yang Berbahagia

Diperbarui: 6 September 2018   00:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sapi kurban yang sehat dan gemuk, hewan pemamah biak ini mengantuk setelah selesai makan siang (dokpri).

Komoditas isu penderitaan warga naik harganya pada tahun-tahun politik.

Dari aktivis Ratna Sarumpaet yang merecoki kerja basarnas yang sedang bekerja, hingga Zulkifli Hasan yang mempersoalkan status bencana, seolah-olah korban diterlantarkan. Mengapa tidak turun tangan langsung saja memberi bantuan, melalui dana pribadi dan kegiatan donasi bencana seperti Elek Yo Band.

Sapi simmental yang sintal, masih berjuang menghabiskan menu siang yang nikmat (dokpri).

Juga belum lama, Zulkifli Hasan mengangkat isu kemiskinan dan menurunnya rasio gini dalam pidatonya sebagai ketua MPR. Indeks gini menurun karena semakin banyak orang kaya yang pendapatannya menurun, bukan pendapatan orang miskin yang meningkat, Zulkifli berteori.

Menjelang Iedul Adha sepertinya jalan pikiran teori Ketum PAN itu harus diperiksa kembali.

Mungkin ini sapi yang limousine kalau tidak keliru, salah satu trah sapi kurban favorit presiden Indonesia (dokpri).

Iedul Adha disebut juga Iedul Kurban, karena umat Islam yang mampu disyariatkan untuk menyumbangkan sebagian hartanya dalam bentuk hewan ternak yang akan dikurbankan, bisa sapi, unta, kambing, dan sejenisnya.

Orang yang berkurban, seperti juga dalam melaksanakan ibadah haji, haruslah muslim yang berkelebihan.

Kalau miskin ya miskin saja, tidak boleh berpura-pura --utang sana utang sini-- untuk memaksakan diri agar bisa berkurban. Demikian juga orang kaya yang enggan berkurban dengan berpura-pura miskin, tercela dalam pandangan agama.

Limousine ini juga sudah ada pembelinya, menunggu dengan tenang sebelum dibawa pulang (dokpri).

Beberapa hari lalu di tempat penjualan ternak kurban, penulis mengamati ternyata sapi-sapi di sana rata-rata sudah ada labelnya, artinya sold out. Hanya tertinggal beberapa yang masih menunggu pembeli, masih ada beberapa hari hingga hari raya Iedul Adha 1439 Hijriyah.

Abang penjual juga kelihatan riang, menjelaskan beragam jenis sapi, ciri-cirinya, harganya, hingga racikan pakan yang diberikan. Tidak terlihat raut sedih dari karyawan perusahaan yang katanya memiliki tempat penggemukkan ternak di Boyolali dan di Sentul, Bogor.  

Sapi yang dijual di lahan kosong tepi jalan kawasan Pamulang ini berasal dari trah limousine, simmental, dan sapi lokal, sapi madura.

Sapi madura merupakan sapi lokal yang banyak diminati untuk menjadi hewan kurban. Harganya sekitar 20 jutaan ke atas. Keunggulannya menurut peternak yaitu tulangnya kecil sehingga dagingnya banyak (dokpri).

Hewan yang berbahagia itu menunggu hari-hari  dengan makan dan minum di antara tidur dan santai leyeh-leyeh
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline