Lihat ke Halaman Asli

Telisik Data

TERVERIFIKASI

write like nobody will rate you

Wang Dan, Tokoh Tiananmen di Belakang Wikileaks

Diperbarui: 27 Juli 2018   00:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tragedi Tiananmen 1989, China (time.com)

Geger Wikileaks yang sedang bikin ontran-ontran saat ini membuat banyak rezim penguasa resah dan gelisah. 

Selain Julian Assange, sang bintang panggung, ternyata terdapat juga Wang Dan di antara 1200 sukarelawannya. Wang Dan, tokoh penting yang terlibat dalam Tragedi  Tiananmen di China, kini duduk sebagai salah satu dewan penasihat di Wikileaks. 

Tragedi Lapangan Tiananmen (1989) adalah satu episode kelam dalam kehidupan politik di Republik Rakyat China. Menurut versi mahasiswa pengunjuk rasa, korban tewas di pihak demonstran lebih dari 7.000 orang. Wang Dan (26 Februari 1969) saat ini mengajar sejarah China di National Tsing Hua University, Hsinchu, Taiwan. 

Setelah peristiwa  Tiananmen  Wang Dan mengalami penahanan dan berbagai tekanan politik sebelum akhirnya hijrah ke Amerika Serikat. Wang Dan memperoleh gelar PhD dari Harvard University tahun 2008. 

Wang Dan, tokoh mahasiswa dalam peristiwa Tragedi Tiananmen (cnn.com).

Kehidupan Wang Dan rupanya belum beranjak jauh dari teror dan ancaman. Pada tanggal 11 November lalu di suatu hari yang sial, seorang perempuan stress hampir saja menikamnya ketika sedang asyik mengajar. Konon wanita gila itu telah menguntitnya selama 3 tahun! 

Kini setelah aktif sebagai anggota Dewan Penasihat di Wikileaks, nampaknya kehidupan Wang Dan akan terus penuh warna dan kejutan. Aktivitas Wikileaks yang merampok data dan  informasi rahasia Amerika Serikat dari server-server kedutaan luar negeri berpotensi mengungkap berbagai aib rezim-rezim pemerintah  di dunia. 

Indonesia tidak ketinggalan ikut riuh dalam gegeran ini. Ribuan dokumen sensitif sejak jaman Suharto berkuasa telah berada dalam genggaman penyamun file. Banyak informasi penting terkait dalam data yang tercuri itu, antara lain kasus HAM, terorisme, dan pertahanan negara. 

Menanggapi sepak terjang Wikileaks, Ahmadinejad, rezim Iran, berkomentar santai, "Aaah.., itu kan bisa-bisanya Amerika saja". Komentar yang cerdas dari pemimpin yang tidak mudah panik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline