Lihat ke Halaman Asli

Memperingati 1 Abad Muhammadiyah, 18 November 1912-18 November 2012: KH Ahmad Dahlan Seorang Reformis

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

memperingati 1 Abad Muhammadiyah, 18 November 1912-18 November 2012

KH Ahmad Dahlan Seorang Reformis

Semua ibadah diharamkan kecuali yang ada perintahnya dari Nabi Muhammad”, itulah ajaran utama dari K.H.Ahmad Dahlan.

Oleh Agung Pribadi, Sejarawan, HISTORIVATOR
Ajaran ini terus dipegang oleh anggota Muhammadiyah sampai sekarang. Ini juga reformasi yang dilakukan oleh K.H. Ahmad Dahlan terhadap ajaran agama yang berlangsung saat itu di Jawa. Oleh karena itulah Ahmad Dahlan mengatakan ziarah kubur dan meminta kepada kuburan dilarang.

Ahmad Dahlan juga melarang penyembahan dan perlakuan yang berlebihan terhadap pusaka-pusaka keraton seperti keris, kereta kuda, dan tombak tapi pihak keraton tetap saja melakukan. Ahmad Dahlan juga hendak membetulkan arah kiblat di Masjid Keraton tapi pihak keraton menolak.

Ahmad Dahlan lalu berhenti dari pekerjaannya sebagai ‘ketib’ (khatib) keraton. Dahlan juga mereformasi sistem pendidikan pesantren yang menurutnya tidak jelas jenjangnya dan tidak efektif metodenya karena mengutamakan menghafal serta tidak merespons ilmu pengetahuan umum, Dahlan juga memurnikan agama Islam dari percampurannya dengan agama Hindu, Budha, animisme, dinamisme, dan kejawen.

Karena gerakan reformasinya Ahmad Dahlan juga sering diteror seperti diancam dibunuh, rumahnya dilempari batu dan kotoran binatang. Tapi Ahmad Dahlan Maju terus pantang mundur, ia merasa beginilah resiko pejuang reformasi atau dalam bahasa Arabnya disebut Mushlih (dari akar katanya Ishlah) atau pembaharu ajaran agama yang dalam bahasa Arabnya disebut Mujaddid.

Sebenarnya siapakah Ahmad Dahlan yang pemberani dan keras kepala dalam menegakkan kebenaran ini?

Ahmad Dahlan dilahirkan di daerah Kauman kota Yogyakarta dengan nama Muhammad Darwis pada tahun 1869, sumber lain mengatakan tahun 1868. Memang kelahiran Ahmad Dahlan agak gelap tanggal pastinyapun tidak terlacak. Okelah kita tidak mempermasalahkan kelahirannya melainkan karyanya. Organisasi yang dia dirikan yaitu Muhammadiyah sekarang menjadi maju dan menjadi organisasi massa Islam terbesar di Indonesia bahkan di dunia dari segi anggotanya.

Ahmad Dahlan adalah anak seorang kyai tradisional yaitu K.H. Abu Bakar bin Kyai Sulaiman, seorang khatib di Masjid Sultan di kota itu. Ibunya Siti Aminah adalah anak Haji Ibrahim, seorang penghulu. Ahmad Dahlan adalah anak keempat dari tujuh bersaudara.

Sebagaimana anak seorang kyai pada masa itu pemuda Darwis juga menimba ilmu ke banyak kyai. Ia belajar ilmu fikih kepada KH Muhammad Shaleh, ilmu Nahwu-Sharaf (tata bahasa) kepada KH Muhsin, ilmu falak (astronomi) kepada KH Raden Dahlan, ilmu hadis kepada kyai Mahfud dan Syekh KH Ayyat, ilmu Al Qur-an kepada Syekh Amin dan Sayid Bakri Satock, dan ilmu pengobatan dan racun binatang kepada Syekh Hasan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline