[caption id="attachment_412554" align="aligncenter" width="576" caption="Dome of Asmaul Husna"][/caption]
Ada yang baru untuk dikunjungi di sekitaran masjid Nabawi. Tulisan “The Beatiful Names Of Alloh” menyambut pengunjung sebelum memasuki museum tersebut. Museum tersebut di kenal disebut dengan Museum Asmaul Husna. Berada sekitar luaran pagar masjid Nabawi sebelah barat. Secara ringkas dan sederhana Asmaul Husna adalah sembilanpuluh sembilan nama baik Alloh SWT. Semua Asmaul Husna terpampang di sepanjang tembok galeri tersebut antara lain Ar-Rahman yang artinya Yang Maha Pemurah, Ar-Rahim artinya Yang Maha Mengasihi, Al-Malik yang artinya Yang Maha Menguasai atau yang Maha Agung, Al-Khaliq yang artinya Yang Maha Pencipta, dan lainnya. Kemudian sepanjang kanan-kiri tembok terpampang Asmaul Husna. Di dalam kitab suci Alquran, Alloh SWT disebut juga dengan nama-nama sebutan yang berjumlah 99 nama yang masing-masing memiliki arti definisi / pengertian yang bersifat baik, indah, tulus, agung dan bagus.
Perpaduan replika, permainan cahaya, digital printing, lampu lampion dan visualisasi video mewarnai sepanjang perjalanan museum tersebut yang saat ini masih dalam proses pembangunan dan dibuka untuk umum tanpa bayar tiket. Ada sekitar 32 ruangan yang di hitung penulis dalam museum tersebut. Bahasa dalam display yang di gunakan adalah bahasa Inggris namun jangan kuatir bagi Jama’ah yang berasal dari Indonesia ada guide tersendiri yang disediakan oleh pihak museum dengan berbahasa Indonesia. Dan guidenya tersebut sangat-sangat bersemangat apalagi ketika menjelaskan tentang kejadian Tsunami Aceh melalui prespektifnya sampai-sampai air ludah keluar ke semua arah. Museum ini dibuka dari jam 9 pagi sampai jam 2 siang kemudian dibuka kembali dari jam 4 sore sampai jam 9 malam.
[caption id="attachment_412558" align="aligncenter" width="300" caption="Panorama Hall ( Koleksi Pribadi )"]
[/caption]
Ruangan pertama galeri berisi replika matahari berukuran besar, warna serta legenda lengkap dengan planet-planet tata surya. Ukuran planet disesuaikan dengan skala yang sama. Kemudian disusul dengan besaran bintang-bintang lainnya yang besarannya berkali-kali lipat daripada besarannya matahari. Kemudian visualisasi milk way atau galaksi Bima Sakti yang gambarnya di ambil dari teropong Hubble dengan tulisan “according the recent research scientist accent the universe is 156 billion years light wich is 1.474.861.519.872.000.000.000.000” artinya pada intinya luas jagat raya ini 156 tahun cahaya. Kalau di misalkan naik pesawat terbang sekarang yang paling canggih sejak Nabi Adam berada sampai manusia sekarang tidak akan cukup naik pesawat terbang tersebut meskipun itu hanya 1/1.000.000 dari ujung ke ujung jagat semesta ini. Dan ini yang membuat para jama’ah terkesima serta mengingatkan betapa besarnya alam jagat semesta ini yang merupakan ciptaan Alloh SWT. 4 Ruangan disediakan secara penuh untuk penggambaran alam semesta secara singkat.
Setelah memahami Asmaul Husna, pengunjung diajak masuk ruangan yang dinamakan 'Panorama Display Hall' di ruangan berukuran 10x5 meter ini terdapat layar besar yang disusun dari 32 layar TV LCD berukuran 42 inch. Lantunan Al Qur’an Al Imron 10 ayat terakhir memberikan nuansa tersendiri ketika memasuki ruangan tersebut. Layar tersebut menggambarkan betapa luasnya alam raya. Mulai dari foto jamaah yang salat di Masjid Nabawi, kemudian ditarik ribuan kilometer ke atas menuju alam raya. Video singkat tersebut menggambarkan kebesaran Allah SWT sang maha pencipta dan juga betapa kecilnya arti manusia di hadapan Alloh SWT. Dan inilah yang bisa penulis sebutkan dengan video khas “ecolistic way”
Di antara Asmaul Husna ada foto-foto agar kita selalu yakin dengan kebesaran Allah seperti foto pohon 'giant sequoia' di Amerika Serikat yang tumbuh setinggi 115 meter dengan diameter lebih dari 7 meter, foto kejadian tsunami di Aceh yang super besar, juga foto serta video panasnya lahar gunung api tercelup ke air dan pijarnya masih hidup, kejadian gelombang dilaut, proses selamatnya kapal dari terjangan ombak, proses pembentukan janin sampai kelahiran manusia, proses jatuhnya daun bahkan tentang binatang-binatang : hiu, paus, lebah, kupu, lalat, burung, onta dan lain-lain yang tercatat di Al Qur’an dibahas secara mudah untuk di pahami. Intinya ilmu pengetahuan yang ada di Al Qur’an juga ikut di displaykan dan di jelaskan di dalam museum tersebut.
Banyaknya disediakan audio visual membuat jama’ah dengan mudah memahami dan merasa tertarik dengan apa-apa yang ada dalam museum tersebut. Para jama’ah bisa memilih topik-topik yang dia sukai. Tiada gading tanpa retak, saat rombongan kami datang ada yang masih kurang, yaitu museum masih dalam tahap renovasi dan masih belum selesai. Dan semoga ketika sudah selesai kami masih di ijinkan Alloh SWT mampu mengunjunginya. Sebelum mengakhiri kunjungan penulis dipertemukan dengan para pekerja renovasi dan ternyata dari Mesir. Tanpa canggung akhirnya kami sempatkan cangkruk dan merokok bersama disekitaran museum tersebut meskipun itu terlarang di sekitar area Masjid Nabawi.
Namun ada kilatan pikiran dan tantangan tersendiri, sebenarnya Indonesia mampu membuat museum seperti itu dan sangat mampu...namun entah kapan? Semoga bisa segera...Tentu dengan ijinNYA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H