Lihat ke Halaman Asli

Aku Hanya Tak Sabar

Diperbarui: 13 Juni 2016   20:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku hanya tak sabar menunggumu tumbuh. Menunggumu berdaun hijau dan berakar kuat.

Setiap kali kulihat kamu masih goyang diterpa hujan, aku kecewa. Kuanggap kamu terlalu lemah, lama untuk sekedar tumbuh.

Ketika panas berhari-hari hari daunmu layu, aku malas membawakanmu air. Kubilang manja kamu. Sebesar itu tak bisa survive hanya dengan panas Matahari.

Begitu hari- hari kuperlakukan kamu dengan sedewasa aku berfikir. Menurutku kamu bisa jadi apa yang ku harapkan, bahkan lebih cepat dari itu.

Aku lupa bahwa ada jiwa di dalam dirimu. Di tunasmu. Di daunmu. Di akarmu, yang tak bisa ku paksa agar cepat tumbuh seperti cita cita ku.

Kamu lelah, berhenti tak sampai berkembang. Aku juga malas menunggu kamu cantik terlalu lama.

Kita lalu hidup dengan keinginan masing-masing masing.

Lalu kita tak saling sapa lumayan lama.

Suatu hari aku menemuimu sudah makin anggun. Akarmu sudah benar benar dalam. Batangmu kini kelihatan bernutrisi. Daunmu, rindang menyejukkan.

Aku tak menyangka kamu bisa begini menawan. Jauh dari apa yang pernah kumimpikan dulu, saat aku merawatnya.

Di beberapa sudut bahkan kamu sudah berkelopak. Ujung ujungnya mulai bersemi buah- buah kecil yang tak akan lama datang masa panen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline