Lihat ke Halaman Asli

Agung Pramono

Guru dan penulis

Rasa Cinta yang Terpendam

Diperbarui: 13 Februari 2024   16:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Selaku pembina OSIS SMA Bintang Emas Jakarta Utara, Pak Arman memberikan arahan agar membuat kelompok kecil sesuai tugas masing-masing. Per kelompok dibagi menjadi pengurus inti, koordinator, dan seksi untuk menggalang dana gempa Peduli Cianjur.

Pengurus inti terdiri dari Andri sebagai ketua OSIS, Anita sebagai sekretaris dan Desi sebagai bendahara.

"Terima kasih kepada semua pengurus OSIS yang telah meluangkan waktu untuk datang di rapat penggalangan dana gempa di Cianjur." Andri  membuka rapat ini dengan wibawa.

"Andri memang cerdas luar biasa. Dia pantas dipilih sebagai ketua OSIS karena selain cerdas, bahasa yang digunakan dalam menyampaikan pesan juga tertata rapi dan mudah dipahami," batin Anita," aduh, kenapa, sih, aku ini jadi membayangkan Andri. Tidak! Aku tidak boleh larut dalam perasaan ini. Andri hanyalah teman." Cewek berambut lurus itu berusaha menepis suara hatinya.

"Teman-teman, pengurus inti mengumpulkan seragam bekas yang masih pantas pakai dan ATK sekolah, koordinator mengumpulkan bahan makanan dan seksi mengumpulkan uang," Andri menghentikan kata-katanya sesaat. Cowok tampan tersebut melirik sang sekretaris yang dari awal seperti terus mengamati.

Buru-buru Anita mengalihkan tatapannya ke buku notula rapat. Andri masih melanjutkan penjelasannya.

"Saya setuju dengan penjelasan Andri." Dedi, ketua koordinator mengacungkan tangan seraya menyuarakan isi hatinya." Hanya saja perlu ditentukan nama orang yang bertanggung jawab dalam kelompok tersebut."

"Baik, usul Dedi diterima. Kalau memang semua sudah setuju, kita tutup rapat ini," ucap Andri.

Setiap pertemuan pengurus OSIS, Andri akan selalu bertemu Anita dan Desi yang juga menjabat sebagai Bendahara OSIS. Anita tidak memungkiri, setiap kali melihat Desi dekat Andri, hatinya seperti diiris sembilu. Berulang kali dia menepis perasaan, rasa tersebut tetap bertahan di lubuk hati Anita. Cewek manis itu mengakui jika dia tidak akan bisa seperti Desi yang supel, pandai bergaul, dan bisa membuat lawan mengikuti apa yang diinginkan.

"Ayo, dong, Andri! Cermati sekali lagi laporan keuangan OSIS ini!" Desi dengan gaya yang kemayu mendekat kepada Andri.

Diam-diam Anita mencuri pandang adegan di depannya itu. Meski respon Andri biasa-biasa saja terhadap Desi, tetap saja ada darah cemburu mendesir di dada Anita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline