"Mengapa aku tidak bisa mempertahankan rumah tangga ini. Padahal kehidupan kita lagi mesra-mesranya. Ternyata kau lebih patuh kepada orang tuamu, dik Rani,"keluh Anto
Kehidupan ini jangan hanya dilihat dengan pandangan mata. Menurut penglihatan kita, pernikahan artis tentunya yang paling bahagia. Sama-sama terkenal dengan paras ganteng dan cantik. Hidup kaya. Namun ternyata mereka juga ada yang berpisah.
Ada yang menurut penglihatan kita pernikahan nggak serasi, hidup kekurangan ternyata kehidupan mereka malah bahagia. Itulah kehidupan.
Anto pemuda dari kampung di Solo bekerja menjadi tukang bangunan. Dia ahli bangunan karena pernah ikut saudaranya menjadi kenek bangunan. Semenjak lulus SMP dia bekerja. Setelah enam tahun sekarang menjadi tukang. Bapak ibunya sebagai pedagang nasi dikampungnya. Penghasilan yang didapat hanya bisa untuk belanja warung nasinya bahkan kadang kala kurang
Kehidupan yang serba susah membuat Anto tidak bisa melanjutkan sekolah. Melihat kondisi ini dia ingin secepatnya merantau untuk merubah nasib. Agar kedua orang tuanya bisa hidup layak dan tidak diremehkan oleh tetangganya.
Tetangga banyak yang ngomongin bahwa keluarga Anto keluarga miskin.
" Anto sebenarnya ganteng, ingin aku punya mantu dia. Sayangnya miskin!" kata bu Dedeh dengan suara keras.
" Iya anaknya alim pinter mengaji, cuma sayang. Nanti anakku dikasih makan apa!" teriak bu Murni nggak kalah kerasnya
Itulah beberapa omongan tetangga tentang Anto dan keluarganya yang selalu dipandang sebelah mata.
*
Dengan berat hati pak Karto dan bu Suti melepas kepergian Anto untuk ke Jakarta.