Universitas muhammadiyah prodi (Pendidikan Guru Seni Drama Tari dan Musik)
Aat safaat
Nim C2188209036
Pendidikan seni tak jarang dianggap sebagai pelengkap, namun sebenarnya ia memiliki peran yang sangat vital dalam membentuk manusia yang ideal di sekolah. Meskipun pada awalnya konsep progresivisme dan esensialisme mungkin terlihat berlawanan arah, keduanya sebenarnya dapat saling melengkapi ketika diterapkan dalam konteks pendidikan seni.
Progresivisme menekankan pentingnya penyesuaian dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, kurikulum seni di sekolah perlu terus diperbarui agar sesuai dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat serta teknologi. Di sisi lain, esensialisme menyoroti pentingnya nilai-nilai yang tetap dan berkelanjutan, yang menjadi landasan kokoh dalam pembelajaran.
Namun, pendidikan seni bukan semata soal mengasah keterampilan artistik semata. Lebih dari itu, pendidikan seni memiliki peran penting dalam membentuk kesadaran akan nilai-nilai budaya dan lingkungan sekitar. Ini membantu siswa mengembangkan apresiasi terhadap keindahan serta memahami dan melestarikan kekayaan budaya.
Tujuan utama dari pendidikan seni di sekolah adalah untuk mengembangkan sikap apresiatif, kreatif, dan ekspresif. Manusia ideal menurut pendidikan seni bukan hanya memiliki keterampilan dalam bidang seni, tetapi juga mempunyai kesadaran yang tinggi akan budaya dan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, pendidikan seni menjadi satu-satunya wahana yang mampu membentuk manusia yang berbudaya, kreatif, dan memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H