Lihat ke Halaman Asli

Agung MSG

TERVERIFIKASI

Insan Pembelajar

Empati, Rahasia Terpenting Memimpin di Era Global dengan EI dan Budaya Inklusif

Diperbarui: 11 Desember 2024   11:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inklusi dimulai dari hati yang memahami dan empati yang memimpin.|Foto: Humas BPTD Gorontalo

"Pemimpin sejati memimpin dengan empati, menciptakan ruang di mana keberagaman menjadi kekuatan dan inklusi menjadi budaya yang menginspirasi."

Di era global yang dinamis, keberagaman adalah kekuatan, namun inklusi adalah kunci keberhasilan. Bagaimana pemimpin dapat mengoptimalkannya? Jawabannya terletak pada Emotional Intelligence.

Mengapa Budaya Inklusif Adalah Keunggulan Strategis?

Dunia kerja modern menghadapi perubahan besar. Perusahaan tidak lagi hanya bersaing di pasar lokal, tetapi juga harus beroperasi di lingkungan global yang penuh dengan keberagaman budaya, bahasa, dan perspektif. Dalam laporan McKinsey (2024), perusahaan dengan tim yang beragam secara budaya dan gender memiliki peluang 36% lebih tinggi untuk mengungguli kinerja finansial kompetitornya. Namun, keberagaman saja tidak cukup.

Inklusi adalah tentang bagaimana setiap individu merasa diterima, dihargai, dan diberdayakan untuk memberikan kontribusi terbaik. Tanpa inklusi, keberagaman berisiko menjadi sekadar angka statistik. Di sinilah Emotional Intelligence (EI) memegang peran penting, membantu pemimpin menciptakan budaya inklusif yang tidak hanya mendorong inovasi, tetapi juga menciptakan keunggulan kompetitif.

Peran Emotional Intelligence dalam Budaya Inklusif

Emotional Intelligence adalah kemampuan mengenali, memahami, dan mengelola emosi diri sendiri serta orang lain. Dalam konteks kepemimpinan, EI tidak hanya tentang empati, tetapi juga tentang membangun lingkungan kerja yang aman secara psikologis (psychological safety).

Menurut Daniel Goleman, EI terdiri atas lima pilar utama:
1. Kesadaran Diri: Mampu memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri.
2. Pengelolaan Diri: Menjaga emosi tetap stabil dalam tekanan.
3. Motivasi: Menciptakan semangat internal untuk terus berkembang.
4. Empati: Memahami perspektif orang lain, terutama dalam tim lintas budaya.
5. Keterampilan Sosial: Membangun hubungan yang kuat dan produktif.

Pemimpin yang menggunakan EI mampu:

* Membangun Kepercayaan: Melalui komunikasi yang autentik.
* Mengelola Konflik: Dengan pendekatan yang konstruktif.
* Menginspirasi Tim: Menciptakan rasa memiliki di setiap anggota tim.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline