"Sahabat sejati adalah mereka yang mengingatkanmu kepada Allah, menegurmu dengan kejujuran, dan menuntunmu ke jalan keselamatan."
Persahabatan, dalam perjalanan hidup, adalah salah satu nikmat yang Allah anugerahkan kepada manusia. Namun, tidak semua persahabatan memberikan manfaat bagi akhirat kita. Sahabat sejati bukanlah mereka yang hanya pandai berbasa-basi dan menyembunyikan kekurangan kita, tetapi mereka yang tulus memberikan nasihat demi kebaikan kita.
Dalam perspektif Islam, sahabat sejati adalah cerminan keikhlasan, ketulusan, dan jalan menuju rida Allah.
Sahabat Sejati: Penuntun ke Jalan Allah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Seseorang itu tergantung agama sahabat karibnya. Maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapa yang dia jadikan sahabat karib." (HR. Abu Dawud).
Sahabat sejati adalah mereka yang, ketika kita melihatnya, hati kita teringat kepada Allah. Jika dia berbicara, ilmu dan amal kita bertambah. Jika dia berbuat baik, kebaikannya menginspirasi kita untuk mengingat akhirat. Imam Ibnu Qudamah rahimahullah menegaskan betapa sulitnya menemukan sahabat dengan sifat-sifat ini pada zaman sekarang. Mengapa? Karena manusia cenderung menghindari nasihat yang jujur dan lebih menyukai pujian kosong.
Nasihat: Cinta dalam Bentuk Terbaik
Nasihat adalah tanda cinta sejati. Sebagaimana Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menyatakan:
"Saudaramu ialah yang menasihati, mengingatkan, dan memperingatkan dirimu. Orang yang tidak memerhatikanmu, berpaling darimu, dan berbasabasi denganmu, bukanlah saudaramu."
Sayangnya, banyak orang justru memutuskan persahabatan ketika dinasihati. Padahal, salafush shalih mencintai orang yang menunjukkan kekurangan mereka karena itu adalah cara untuk memperbaiki diri. Sebaliknya, kelemahan iman membuat kita menjadikan mereka yang mengetahui kekurangan kita sebagai musuh.
Pentingnya Sahabat yang Menasihati
Bersahabat dengan orang-orang saleh sering kali menghadirkan nasihat yang mungkin terasa keras. Bila ini terjadi, mungkin karena kita kurang bersadar diri. Atau mungkin, sedang banyak masalah diri yang belum terurai dengan baik.