Lihat ke Halaman Asli

Agung MSG

TERVERIFIKASI

Insan Pembelajar

Tak Mau Canggung Lagi Saat Ketemu Orang Baru? Ini Rahasianya!

Diperbarui: 19 November 2024   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mengatasi rasa canggung adalah perjalanan mengenali diri, memahami orang lain, dan menciptakan koneksi yang bermakna di setiap pertemuan."

Pertemuan dengan orang baru bisa menjadi pengalaman mendebarkan, bahkan menegangkan. Bagi sebagian orang, rasa canggung sering kali muncul seperti tembok tak terlihat yang menghambat percakapan. Tapi, apakah ini takdir? Tentu saja tidak. Dengan pendekatan yang tepat, rasa canggung bisa diubah menjadi momen yang penuh koneksi dan makna.

Dalam artikel ini, kita akan membahas strategi praktis berdasarkan  kecerdasan alami STIFIn, neurosains, dan psikologi komunikasi yang relevan di era digital. Panduan ini dirancang untuk membantu Anda tampil percaya diri saat berinteraksi dengan siapa saja, kapan saja.

1. Mulailah dengan Memahami Diri Sendiri

Rasa canggung sering kali berasal dari ketidaktahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri. Mesin Kecerdasan STIFIn adalah pendekatan unik yang membantu Anda mengenali cara berpikir dominan - apakah Anda lebih sensing, thinking, intuiting, feeling, atau insting.

Sebagai contoh, seseorang dengan kecerdasan intuitif mungkin merasa nyaman dalam diskusi kreatif, sementara yang berorientasi logis lebih suka percakapan yang terstruktur. Dengan memahami pola dominan ini, Anda dapat menyiapkan strategi komunikasi yang sesuai dengan kepribadian Anda.

Secara aktual dalam era digital, pemahaman diri ini menjadi semakin penting. Algoritma media sosial sering kali memengaruhi persepsi diri, dan kesadaran terhadap pola pikir Anda dapat membantu melawan narasi negatif dari dunia maya.

2. Gunakan Pendekatan ‘360° Listening’

Di dunia yang serba cepat, mendengarkan sering kali dilupakan. Padahal, menurut neurosains, mendengarkan aktif dapat merangsang produksi oksitosin, hormon yang mempererat hubungan sosial. Pendekatan 360° Listening berarti Anda tidak hanya mendengarkan kata-kata, tetapi juga memperhatikan bahasa tubuh, intonasi, dan emosi lawan bicara.

Sebagai contoh, jika lawan bicara Anda terlihat gelisah, Anda bisa menyentuh bahu mereka dengan ramah (jika situasi memungkinkan) atau menawarkan minuman untuk mencairkan suasana. Respons kecil ini menunjukkan empati dan membangun rasa nyaman.

Dalam pertemuan virtual, fokus pada ekspresi wajah dan nada suara lawan bicara, ini akan sangat membantu. Karena ini bermanfaat untuk menunjukkan bahwa Anda telah memberikan perhatian penuh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline