Lihat ke Halaman Asli

Agung MSG

TERVERIFIKASI

Insan Pembelajar

Sabar: Cahaya Iman di Tengah Gelombang Kehidupan

Diperbarui: 15 November 2024   16:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan sabar, jiwa menemukan ketenangan dan hati mendekati kebijaksanaan.|Image: Ilustrator AFM

"Kesabaran bukan sekadar menahan diri, tetapi kekuatan jiwa yang mengarahkan kita pada kedamaian, keikhlasan, dan ketenangan dalam menghadapi ujian hidup."

Ketika kita berbicara tentang sabar, kita membahas sebuah sikap yang mulia, tetapi juga menuntut kedalaman hati, ketenangan pikiran, dan kebijaksanaan. Sabar, dalam Islam, bukan sekadar menahan diri dari keluhan, tetapi ia adalah fondasi dari ketahanan spiritual dan mental yang menguatkan jiwa.

Di tengah kehidupan yang penuh dengan ujian, kita dituntut untuk merangkul sabar sebagai jalan menuju kedekatan dengan Allah Ta'ala dan sebagai bentuk dari kekuatan iman.

Allah Ta'ala berfirman dalam surah Al-Baqarah, ayat 153:
"Hai, orang-orang beriman! Mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya, Allah beserta orang-orang yang sabar."

Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa sabar bukan sekadar penundaan atas keinginan, tetapi merupakan strategi hidup yang digabungkan dengan doa. Sabar bukanlah kekalahan, melainkan kemenangan jiwa dalam menerima kehendak Allah dengan lapang dada. Mari kita telusuri lebih dalam tentang makna sabar dalam Islam berdasarkan tinjauan dari para ulama dan hikmah yang dibawanya dalam kehidupan kita.

Tiga Bentuk Kesabaran

Ibnu Katsir rahimahullah, seorang ulama besar, menjelaskan bahwa sabar memiliki tiga bentuk utama:

1. Sabar dalam menahan diri dari hal yang diharamkan.

Sabar jenis ini berarti menahan diri dari perbuatan dosa dan apa saja yang diharamkan oleh Allah. Dalam menjalani hidup, kita sering dihadapkan pada godaan yang tampak menggiurkan bagi hawa nafsu. Sabar dalam menolak hal-hal yang dilarang adalah bentuk disiplin diri yang menunjukkan kekuatan iman kita. Ia menuntut keteguhan hati untuk tidak tergoda oleh kemewahan dunia yang sementara dan lebih memilih keridaan Allah sebagai tujuan hidup.

2. Sabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah.

Bentuk sabar ini justru lebih besar pahalanya karena ia membutuhkan konsistensi dalam ibadah, sekalipun terasa berat. Sabar dalam berbuat ketaatan adalah mengarahkan hati untuk terus menyembah dan mendekatkan diri kepada Allah, terlepas dari kesulitan atau godaan yang mungkin hadir. Menurut Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, bentuk kesabaran ini adalah yang paling utama, karena dengan menunaikan perintah Allah secara berkesinambungan, kita memperkuat fondasi iman yang kokoh dalam hidup kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline