Lihat ke Halaman Asli

Agung MSG

TERVERIFIKASI

Insan Pembelajar

Sakit Hati Karena Orang Lain Salah? Maafkan, Lepaskan, Jalan Terus!

Diperbarui: 1 November 2024   11:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maafkan untuk kedamaian, lepaskan untuk kebahagiaan.|Foto: pabcounseling.com

"Memaafkan bukan berarti mereka benar, tetapi karena hati Anda berhak tenang dan bahagia. Lepaskan sakit hati, dan temukan kedamaian yang sejati."

Mengalami sakit hati adalah bagian dari kehidupan yang tak bisa kita hindari. Kadang, kekecewaan dan rasa sakit itu datang dari tindakan atau ucapan orang lain yang tak pernah kita duga sebelumnya. Namun, bagaimana kita merespons rasa sakit ini adalah pilihan kita sendiri. 

Sebagai seorang insan pembelajar dan praktisi Psikologi Positif, saya ingin mengajak kita semua merenungkan pilihan terbaik saat menghadapi sakit hati: maafkan, lepaskan, dan teruslah melangkah maju.

Sakit Hati yang Terpendam: Mengapa Harus Diobati?

Sakit hati itu mirip dengan luka fisik; jika dibiarkan tanpa penanganan, luka tersebut akan menjadi semakin parah. Anehnya, banyak orang cenderung "memelihara" sakit hati, membiarkan rasa sakit itu bertumbuh dan berkembang. Alih-alih mengobati dan melupakan, mereka menyimpan kemarahan dan kebencian. Padahal, layaknya tubuh yang terluka yang segera kita obati, hati yang terluka juga membutuhkan penyembuhan agar kita bisa kembali hidup dengan damai.

Di antara obat paling ampuh untuk hati yang terluka adalah memaafkan. Maaf adalah pelipur lara yang memberikan ketenangan sejati. Saat kita memaafkan, kita menghapus sumber rasa sakit itu sendiri, membebaskan hati dari beban yang tidak perlu.

Mengapa Memaafkan Itu Menguntungkan?

Mungkin Anda berpikir bahwa memaafkan adalah tanda kelemahan, atau bahkan kerugian, karena orang yang bersalah seakan tidak mendapat konsekuensi. Namun, sesungguhnya memaafkan adalah kemenangan besar bagi diri kita sendiri. Ketika kita melepaskan beban kebencian, kita membebaskan hati dari rasa sakit yang terus-menerus, memberikan ruang untuk ketenangan, kebahagiaan, dan pertumbuhan diri.

Sebagaimana kita tidak akan menunggu orang lain untuk mengobati luka fisik yang mereka timbulkan, mengapa kita menunggu orang yang menyakiti hati kita untuk datang dan memperbaikinya? Tindakan terbaik adalah memperbaiki diri kita sendiri dengan memaafkan mereka.

Seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

“Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat, maka pahalanya di sisi Allah.” (QS. Asy-Syura: 42:40)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline