Lihat ke Halaman Asli

Agung MSG

TERVERIFIKASI

Insan Pembelajar

Bagaimana Membangun Ketahanan Organisasi dengan Budaya Adaptif untuk Pertumbuhan Berkelanjutan?

Diperbarui: 31 Oktober 2024   17:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketahanan lahir dari adaptabilitas, inovasi, dan keberanian untuk berubah.|Foto: onsolve.com

"Adaptabilitas bukan sekadar kemampuan untuk bertahan, melainkan kekuatan yang membuka peluang baru dan menumbuhkan ketahanan di tengah ketidakpastian."

Iklim bisnis kini semakin dirasakan berubah cepat dan tak menentu. Akibatnya, perusahaan dihadapkan pada tantangan yang kompleks. Mulai dari kemajuan teknologi, perubahan kebijakan, hingga dinamika ekonomi global yang mempengaruhi stabilitas dan strategi bisnis.

Pandemi global, misalnya, menguji ketahanan organisasi dalam skala masif dan menyoroti betapa pentingnya kemampuan beradaptasi. Organisasi yang berhasil bertahan, seperti Netflix dan Amazon, bukan hanya selamat dari badai perubahan, tetapi juga menemukan peluang pertumbuhan di tengah tantangan.

Di sinilah peran budaya adaptif menjadi krusial, sebuah budaya yang memungkinkan organisasi untuk fleksibel, cepat dalam mengambil keputusan, dan siap menanggapi perubahan dengan bijak. Membangun ketahanan melalui budaya adaptif adalah investasi jangka panjang yang menjadikan organisasi siap menghadapi tantangan dan memanfaatkan setiap peluang yang datang. Bagi seorang General Manager, inisiatif membangun budaya adaptif adalah fondasi penting bagi pertumbuhan berkelanjutan.

5 Langkah Strategis GM Membangun Budaya Adaptif

Untuk menciptakan ketahanan organisasi yang berkelanjutan, ada beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan oleh General Manager dalam membangun budaya adaptif di seluruh lapisan perusahaan:

1. Mengintegrasikan Inovasi ke dalam Nilai Perusahaan

Inovasi lebih dari sekadar menghasilkan produk baru; ia mencakup proses bisnis, pemecahan masalah, hingga cara organisasi merespons tren pasar. General Manager harus memastikan inovasi menjadi bagian dari DNA perusahaan. Ini dapat dilakukan dengan mendorong setiap karyawan untuk berani mengemukakan ide-ide segar dan bereksperimen.

Sebagai contoh, perusahaan seperti 3M menerapkan prinsip "15% waktu inovasi", di mana karyawan diizinkan menggunakan 15% waktu kerja mereka untuk mengerjakan proyek baru. Kebijakan seperti ini tidak hanya mempercepat penemuan ide, tetapi juga menumbuhkan rasa kepemilikan di antara karyawan.

Perusahaan dunia yang telah berhasil mengintegrasikan inovasi dalam nilai perusahaannya adalah Google. Google adalah salah satu contoh terbaik. Perusahaan ini tidak hanya dikenal dengan mesin pencarinya, tetapi juga dengan budaya inovasi yang kuat. Google mendorong karyawannya untuk mengalokasikan waktu mereka untuk proyek-proyek pribadi yang inovatif, yang telah melahirkan produk-produk seperti Google News, Gmail, dan Google Maps.

Selain itu, Google juga mengakuisisi banyak startup untuk membawa ide-ide baru ke dalam perusahaan. Dengan demikian, inovasi menjadi bagian integral dari DNA Google dan menjadi pendorong utama pertumbuhan dan kesuksesannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline