Lihat ke Halaman Asli

Agung MSG

TERVERIFIKASI

Insan Pembelajar

Jakarta: Tantangan Besar, Tekad Lebih Besar

Diperbarui: 5 Oktober 2024   21:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Jakarta, Tertekan atau Tertantang? Bukankah masalah itu berkah, dan tantangan itu kesempatan?|Foto:KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

"Tantangan hidup bukan untuk melemahkan, tetapi untuk menguatkan. Masalah adalah berkah bagi yang berani menghadapi dengan tekad dan keyakinan kepada Allah."

Jakarta, ibukota Indonesia, sebuah kota yang memiliki pesona sekaligus tantangan luar biasa. Setiap tahun, ribuan orang datang ke Jakarta dengan harapan mengejar mimpi, mencapai kesuksesan, atau sekadar mencari peruntungan. Namun, tak semua yang datang bisa bertahan di dalam hiruk-pikuknya. Jakarta bukan sekadar tempat tinggal, tapi sebuah medan tempur mental dan fisik, tempat di mana hanya yang tangguh dan tegar yang mampu bertahan.

Siapa Suruh Datang Jakarta?

Seperti dalam sebuah lagu legendaris, "Siapa suruh datang Jakarta", ada makna mendalam di balik ungkapan tersebut. Kota ini memang bukan untuk mereka yang lemah jiwa, cepat menyerah, atau kalah sebelum berperang. Jika Anda adalah tipe yang mudah "baper" (terbawa perasaan), cengeng, dan bermental lemah, mungkin Jakarta bukan tempat yang tepat bagi Anda. Sebab, di kota ini, kompetisi, tekanan, dan masalah hadir sebagai bagian dari paket lengkap hidup di kota dunia.

Menjawab Tantangan atau Tenggelam dalam Tekanan?

Pilihan ketika menghadapi masalah di Jakarta hanya dua: tertekan atau tertantang. Dan, pilihan ini bukan sekadar soal teknis menghadapi permasalahan, tetapi juga tentang bagaimana mentalitas kita dalam menyikapi kehidupan.

Ketika kita tertekan, misalnya karena ambisi yang tak terkendali, kita akan mudah jatuh dalam perangkap perasaan galau dan gamang. Hal ini sering kali terjadi karena ketidakseimbangan antara AKU - Ambisi, Kemampuan, dan Usaha. Ketika ketiganya tidak sejalan, hasilnya adalah kegelisahan yang merusak mental dan kewarasan logika.

Bagi mereka yang salah memilih jalur, Jakarta bisa menjadi kota yang penuh sesak, penuh dengan rasa sesat, dan akhirnya mereka "selesai" sebelum memulai. Tetapi, bagi mereka yang memilih untuk tertantang, Jakarta menawarkan peluang yang tak terhingga.

"Saya Sungguh Tertantang"

Kunci untuk bertahan di Jakarta adalah mindset, cara pandang kita terhadap tantangan yang dihadapi. Ketika masalah datang, ucapkan dengan tegas, "Saya sungguh tertantang!" Ini bukan sekadar ungkapan, tetapi sebuah komitmen bahwa Anda memiliki tekad yang jauh lebih besar daripada masalah yang dihadapi. Tidak ada masalah yang tak bisa diselesaikan, selama kita melibatkan Allah dalam setiap langkah. Allah dulu, Allah lagi, Allah terus.

Mental yang kuat adalah yang selalu melihat masalah sebagai tantangan, bukan hambatan. Sesulit apapun situasi yang dihadapi, selalu ada solusi. Bukan berarti semua akan mudah, tetapi sulit bukan berarti tidak mungkin. Dengan tekad yang kuat dan keyakinan kepada Allah yang Maha Besar, kita mampu mengatasi apa pun yang ada di hadapan kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline