Lihat ke Halaman Asli

Agung MSG

TERVERIFIKASI

Insan Pembelajar

Konektivitas Transportasi: Pilar Pembangunan Inklusif dan Langkah Strategis Menuju Daya Saing Global

Diperbarui: 24 September 2024   08:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Transportasi inklusif, masa depan produktif.|Foto: volvobuses.com

"Konektivitas transportasi bukan hanya soal efisiensi, tapi juga tentang merajut inklusivitas dan daya saing, untuk mewujudkan masa depan yang lebih cerah bagi seluruh rakyat Indonesia."

Saat berdiskusi dengan seorang sahabat tentang konektivitas transportasi di Indonesia, ada satu pertanyaan yang menggoda sesaat setelah diskusi itu berakhir. Pertanyaan itu adalah "Bagaimana meningkatkan konektivitas transportasi nasional dari perspektif pelanggan guna mewujudkan transportasi nasional yang handal, inklusif, dan berdaya saing dalam mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional?"

Kita tahu, transportasi memainkan peran krusial dalam mendukung pembangunan suatu negara. Dengan geografis Indonesia yang luas dan tersebar, tantangan dalam menciptakan sistem transportasi yang handal, inklusif, dan berdaya saing menjadi sangat kompleks. Untuk mengatasi tantangan tersebut, perspektif pelanggan (customer perspective) harus dijadikan sebagai fondasi utama dalam merancang strategi transportasi nasional.

Artikel ini akan mengupas bagaimana pendekatan berbasis pelanggan dapat meningkatkan konektivitas transportasi nasional guna mewujudkan visi "Transportasi Maju Menuju Indonesia Emas 2045," sebagaimana yang diusung oleh Kementerian Perhubungan dalam Peta Strategi 2025-2029.

Mengapa Perspektif Pelanggan Penting?

Menempatkan pelanggan sebagai pusat perencanaan transportasi bukan hanya soal layanan yang lebih baik, tetapi juga soal efisiensi dan daya saing. Pelanggan, baik individu maupun pelaku usaha, adalah pengguna akhir dari semua fasilitas transportasi. Oleh karena itu, memahami kebutuhan dan harapan mereka menjadi kunci sukses dalam meningkatkan kualitas layanan.

1. Peningkatan kepuasan pengguna. Memahami kebutuhan pengguna memungkinkan penyediaan layanan yang lebih tepat sasaran, meningkatkan kepuasan pelanggan.

2. Peningkatan efisiensi operasional. Perspektif pelanggan dapat mengidentifikasi celah dalam layanan, membantu perbaikan sistem, serta menekan inefisiensi biaya dan waktu.

3. Mendorong inovasi. Keterlibatan pelanggan dalam pengembangan layanan memicu inovasi yang sesuai dengan kebutuhan zaman, termasuk digitalisasi dan integrasi moda transportasi.

4. Daya saing global. Transportasi yang mengutamakan kenyamanan dan kemudahan pengguna tidak hanya meningkatkan daya tarik bagi masyarakat, tetapi juga bagi para investor dan mitra bisnis internasional, sehingga meningkatkan daya saing ekonomi nasional.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline