Lihat ke Halaman Asli

Agung MSG

TERVERIFIKASI

Insan Pembelajar

PON 2024: Dari Kebanggaan Menjadi Kekecewaan - Mengapa Kita Harus Peduli?

Diperbarui: 23 September 2024   11:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam PON, integritas itu kunci, sportivitas adalah jalan. Tapi sayang, terlalu banyak catatan|Foto: Kompas.com

"Keberhasilan tidak ditentukan oleh seberapa besar anggaran yang kita miliki, tetapi oleh seberapa besar komitmen kita untuk menjalankan tanggung jawab dengan integritas dan semangat sportivitas."

Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Aceh-Sumatra Utara 2024 harus mendapat rapor merah, sebuah penilaian yang sangat diperlukan untuk mengingatkan kita semua akan pentingnya penyelenggaraan yang baik. Dengan partisipasi 12.919 atlet, PON 2024 mencatatkan diri sebagai yang terbesar sepanjang sejarah, namun sayangnya hal itu tak diimbangi dengan persiapan yang memadai.

Besarnya Anggaran, Kecilnya Hasil

Anggaran sebesar Rp3,94 triliun, yang terdiri dari Rp2,2 triliun dari APBN dan Rp1,74 triliun dari APBD, seharusnya menciptakan penyelenggaraan yang megah. Namun, kenyataannya berbeda. Masalah akomodasi atlet, konsumsi yang tidak layak, dan venue yang amburadul menjadi sorotan utama. Ketidaksiapan panitia sangat terasa, menciptakan suasana yang jauh dari harapan.

Dugaan Penyelewengan Anggaran

Kondisi ini menimbulkan kecurigaan adanya penyelewengan anggaran. Pengurus KONI daerah menilai PON 2024 sebagai yang terburuk dalam sejarah penyelenggaraan. Ini menjadi catatan penting untuk ditindaklanjuti oleh Satuan Tugas (Satgas) yang dibentuk Presiden Joko Widodo. Satgas diharapkan dapat menelusuri dugaan penyelewengan ini dan mengembalikan kepercayaan publik.

Kehilangan Spirit Sportivitas

Kekecewaan publik, termasuk atlet dan ofisial, semakin meningkat ketika praktik pengabaian sportivitas terlihat jelas. Keberhasilan yang dicari dalam ajang ini harusnya berlandaskan pada sportivitas dan integritas, bukan sekadar mengejar medali. Banyak cabang olahraga, seperti sepak bola dan tinju, terjerat dalam kecurangan yang merusak citra PON.

Pentingnya Evaluasi dan Audit Total

Mendesak adanya evaluasi dan audit total menjadi langkah yang tak bisa ditunda. Penyelenggaraan PON harus kembali mencerminkan kebanggaan nasional. Dalam waktu empat tahun ke depan, kita akan menghadapi PON Nusa Tenggara 2028. Penting bagi pemerintah untuk belajar dari kesalahan PON 2024 agar kesalahan serupa tidak terulang.

Mengembalikan Spirit PON

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline