Lihat ke Halaman Asli

Agung MSG

TERVERIFIKASI

Insan Pembelajar

Raja Koplak Vs Wartawan, Duel Pertanyaan Garing yang Sudah Dikonsep

Diperbarui: 8 September 2024   11:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kadang, jawaban yang terlalu cepat seperti makanan siap saji - memuaskan sejenak, tapi lupa memberikan nutrisi pada pikiran.|Foto: ragan.com

"Kadang, jawaban yang terlalu cepat seperti makanan siap saji - memuaskan sejenak, tapi lupa memberikan nutrisi pada pikiran."

Di sebuah kerajaan kecil, Raja Koplak sangat menyukai acara wawancara di televisi. Ia pun memutuskan untuk membuat acara wawancara sendiri di istana. "Kita akan tunjukkan pada dunia betapa bijak dan modernnya kerajaan kita!" seru Raja Koplak dengan semangat empat seberang.

Acara wawancara pertama pun dimulai. Sang Raja dengan gagah berani duduk di singgasana, sementara di hadapannya duduk seorang menteri yang pernah kedapatan tengah mabuk terlihat gugup. "Yang Mulia," ujar sang menteri memulai, "bagaimana pendapat Anda tentang pentingnya pendidikan di era digital?"

Raja Koplak tersenyum misterius. "Hmm... pertanyaan yang menarik. Pendidikan itu penting, sangat penting. Tapi, yang lebih penting lagi adalah bagaimana kita bisa memastikan bahwa semua orang mendapatkan informasi yang benar. Kadang, lebih bijaksana jika hanya ada satu suara."

Para penonton televisi tercengang. "Wah, Raja kita bijak sekali!" puji mereka.

Namun, di balik layar, sang sutradara hanya bisa menggeleng-geleng kepala. "Ini bukan wawancara, ini drama!" gumamnya dalam hati.

Acara wawancara terus berlanjut. Pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan, namun jawabannya selalu terdengar kaku dan dibuat-buat. "Seperti Socrates yang terus bertanya demi kebenaran," ujar sang menteri mencoba membuat suasana sedikit lebih intelektual.

"Betul sekali," sahut Raja Koplak. "Tapi, Socrates hidup di zaman yang berbeda. Sekarang, kita punya 'jawaban siap saji'. Tinggal pilih dan pakai!"

Para penonton semakin terhibur. Mereka merasa seperti sedang menonton sinetron. "Wawancara pura-pura itu seperti sandiwara," pikir mereka dalam hati.

Puncaknya adalah saat seorang wartawan istana ditugaskan untuk mewawancarai sang Raja. "Yang Mulia," tanya wartawan itu dengan nada gugup, "bagaimana perasaan Anda setelah berhasil membangun kerajaan yang sejahtera ini?"

Raja Koplak tertawa renyah. "Ah, ini pertanyaan yang mudah. Saya merasa sangat bangga dan bahagia. Semua ini berkat kerja keras rakyat dan para menteri yang setia."

Wartawan itu mengangguk-angguk, meskipun dalam hati ia merasa ada yang aneh. "Mirip film aksi," pikirnya, "tapi kali ini, aktornya lebih takut sama pertanyaan daripada bom waktu."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline