Lihat ke Halaman Asli

Agung MSG

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Transformasi Karya Ilmiah Menjadi Amal Jariyah: Langkah Baru dalam Penulisan

Diperbarui: 27 Agustus 2024   06:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap karya ilmiah yang berubah menjadi tulisan dakwah adalah jembatan menuju kebaikan yang abadi. | Foto: vecteezy.com

"Menulis dengan niat dakwah adalah cara kita mengubah karya ilmiah menjadi amal jariyah. Semakin banyak tulisan, semakin luas anugerah-Nya."

Perjalanan akademik di mana pun di dunia ini sungguh penuh tantangan. Penulisan karya ilmiah di dalam perjalanan akademik itu, sering kali memerlukan dedikasi dan tenaga yang tidak sedikit.

Bagi para cendekiawan, lulusan kampus, dan para intelektual, proses ini adalah salah satu bentuk ibadah yang mengharuskan kejelian, ketelitian, dan kesabaran. Namun, setelah selesai menulis karya ilmiah yang mendalam dan penuh usaha, ada sebuah langkah penting yang seringkali terlewatkan ---memperbanyak karya illahiah.

Dakwah Bil Qalam: Penulisan sebagai Ibadah

Allah berfirman dalam Al-Qur'an, "Katakan, 'Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang mukmin akan melihat pekerjaanmu.'" (QS. At-Taubah 9: 105). Konsep dakwah bil qalam, yakni dakwah melalui tulisan, adalah bentuk ibadah yang mulia dan agung. Ketika kita menulis, baik itu dalam bentuk artikel, buku, atau karya tulis lainnya, kita memiliki kesempatan untuk menyebarluaskan ilmu dan nilai-nilai Islam kepada umat. Dalam konteks ini, penulisan tidak hanya sekadar aktivitas akademik, tetapi juga merupakan bagian dari amal jariyah yang insya Allah akan terus mengalirkan pahala kepada penulisnya.

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakannya." (HR. Muslim). Penulisan yang kita lakukan dengan niat tulus untuk menyebarkan ilmu dan kebaikan adalah bentuk dari menunjukkan jalan menuju kebaikan, dan akan mendapatkan pahala yang terus mengalir.

Menulis Karya Ilahiah: Dari Kesulitan Menuju Kemudahan

Seringkali, kita merasakan kesulitan dan kelelahan dalam proses penulisan karya ilmiah. Namun, saatnya untuk melangkah ke dimensi yang lebih luas---menulis karya dakwah yang lebih "mudah" dan penuh berkah. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya amal itu bergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya." (HR. Bukhari dan Muslim). 

Dengan niat yang tulus dan kuat, insya Allah, Allah akan mempermudah jalan kita. Ini adalah saat yang tepat untuk beralih dari hanya sekadar menghasilkan karya ilmiah ke menghasilkan karya-karya yang dapat memberikan manfaat spiritual dan sosial. Tuliskan hal-hal yang sederhana namun bermanfaat bagi sesama, karena dalam kesederhanaan sering kali tersembunyi kekuatan yang luar biasa.

Rutin dan Terus-Menerus: Menjadikan Karya Sebagai Aliran Pahala

Allah berfirman dalam Al-Qur'an, "..jika  ada kebajikan meskioun sekecil zarrah, pasti Allah akan melipatgandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisi-Nya." (QS. An-Nisa 4: 40). Tulisan-tulisan artikel kecil, pendek atau pun sederhana, In Syaa Allah akan ada manfaatnya.

Menjadikan penulisan sebagai rutinitas adalah kunci untuk memastikan bahwa karya-karya kita bukan hanya sekadar catatan di atas kertas, tetapi juga aliran pahala yang terus mengalir. Dengan konsistensi dalam menulis karya dakwah, kita mengubah kebiasaan tersebut menjadi amalan yang berharga dan penuh makna. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi kita sendiri, tetapi juga bagi banyak orang yang akan merasakan dampak positif dari tulisan-tulisan tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline