Lihat ke Halaman Asli

Agung MSG

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Menulis Bebas: Seni Tetap Produktif di Tengah Kesibukan

Diperbarui: 9 Agustus 2024   17:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menulis bebas adalah kunci untuk menemukan kreativitas di tengah keterbatasan. | Foto: contentwriter.com

"Dalam setiap goresan pena yang bebas dari batasan, kita dapat menemukan kekuatan sejati untuk tetap produktif dan menjaga api kreativitas tetap menyala, meskipun dunia di sekitar kita ini penuh dengan kesibukan."

Di tengah kesibukan yang semakin padat, menjaga produktivitas menulis bisa menjadi tantangan besar bagi banyak penulis. Khususnya bagi mereka yang memiliki jadwal ketat. Namun, ada satu pendekatan yang semakin populer dan terbukti efektif, yakni menulis bebas. Menulis bebas bukan hanya sekadar metode; ia adalah seni yang memungkinkan Anda tetap produktif, meskipun waktu Anda terbatas.

Mengapa Menulis Bebas ?

Menulis bebas adalah menuliskan apa yang ada di hati dan di kepala dengan bebas. Bolehlah ini dikatan, ini teknik menulis tanpa perencanaan yang kaku, di mana penulis membiarkan pikirannya mengalir tanpa batasan. Mengalir ke samudra imajinasi.

Teknik ini juga memberikan kebebasan bagi penulis untuk mengekspresikan ide tanpa terhalang oleh aturan atau struktur yang ketat. Karenanya, bagi penulis yang sibuk, menulis bebas adalah cara yang efektif untuk tetap menulis. Bahkan ketika waktu atau energi terasa terbatas.

Dalam sebuah obrolan ringan di grup komunitas penulis blog, tak sedikit penulis mengakui bahwa menulis bebas membantu mereka mengatasi rasa takut akan halaman kosong. Ketika tekanan untuk menghasilkan karya yang sempurna dihilangkan, kreativitas pun dapat mengalir lebih leluasa. Inilah esensi dari menulis bebas: ia meruntuhkan tembok mental yang seringkali menghambat kreativitas kita. Bebas, dan merdeka.

Manfaat Menulis Bebas di Tengah Kesibukan

1. Meningkatkan Produktivitas Tanpa Beban

Menulis bebas memungkinkan kita untuk fokus pada kuantitas terlebih dahulu, kemudian kualitas. Ketika kita tidak terlalu terpaku pada kesempurnaan sejak awal, kita bisa menulis lebih banyak. Kita hanya perlu menuangkan ide-ide tanpa henti, yang nantinya bisa kita edit dan sempurnakan.

Yang penting, ide intinya tersampaikan dulu. Sistematika atau struktur, lalu gaya bahasa yang enak dibaca dan mengalir, bisa kita perbaiki dan sempurnakan kemudian.

2. Mengatasi Kebuntuan Kreatif

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline