"Ikhlas adalah rahasia ketulusan hati yang membawa kita mendekat kepada Allah, menjadikan setiap langkah penuh makna dan bernilai di hadapan-Nya."
Ibnul Qoyyim rahimahullah pernah mengingatkan kita akan dua musuh utama ikhlas: berharap memperoleh pujian orang-orang dan berharap pemberian dari mereka. Beliau berkata, "Barangsiapa yang membersihkan hatinya dari dua perkara ini maka mudah baginya untuk mewujudkan keikhlasan."
Sebagai manusia yang diciptakan Allah dengan segala kekurangan dan kelebihan, kita harus senantiasa memeriksa hati kita dengan ketat dan detail. Apakah kita telah selamat dari dua perkara ini? Ataukah kita masih mencintai dua perkara ini?
Mengapa Ikhlas itu Penting?
Sebagaimana kata "sabar", "rida", dan "syukur", "ikhlas" juga kata yang mudah diucapkan. Namun, sejatinya "ikhlas" itu sangat sulit dan sangat menantang untuk dilaksanakan.
Ikhlas adalah pondasi dari setiap amal yang diterima oleh Allah. Tanpa ikhlas, amal kita hanyalah sebuah rutinitas kosong yang tidak memberikan makna apa-apa di hadapan Allah.
Ikhlas juga memurnikan niat kita dalam setiap perbuatan, memastikan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan hanya karena Allah semata, bukan karena ingin dipuji atau memperoleh keuntungan duniawi.
Cara Membiasakan Diri untuk Bersikap Ikhlas
1. Pahami konsep ikhlas. Ikhlas berarti bersikap tulus, tanpa pamrih, dan tanpa harapan. Ini berarti kita tidak mengharapkan sesuatu yang lebih dari yang kita dapatkan atau mengharapkan sesuatu yang tidak seharusnya kita terima.
2. Pertimbangkan alasan. Setiap hal yang terjadi memiliki alasan yang mendasarinya. Jika kita bisa memahami alasan di balik suatu kejadian, kita akan lebih mampu menerima dan menghargainya. Upayakan kita punya alasan yang kuat, dan bila memungkinkan kita punya 4 alasan yang mendasarnya.
3. Berdoa dan meminta bantuan. Berdoa untuk membantu kita memahami dan menerima segala sesuatu dengan ikhlas. Mintalah bantuan Allah untuk membantu mengendalikan emosi dan bersikap tulus.