Lihat ke Halaman Asli

Agung MSG

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Jadilah Pribadi yang Berani: Akui, Terima, dan Perbaiki Kesalahan

Diperbarui: 25 Mei 2024   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keberanian mengakui, menerima & memperbaiki kesalahan itu seperti padi yang semakin berisi, semakin merunduk dalam ketawadhuan. | Foto: zojirushi.com

"Keberanian mengakui, menerima, dan memperbaiki kesalahan adalah seperti padi yang makin berisi, makin merunduk dalam ketawadhuan."

Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, kekeliruan, khilaf dan dosa. Tapi, saat menyadari bersalah, khilaf atau keliru, ia harus berani mengakui, menerima dan menyesali lalu berjanji untuk memperbaiki kesalahan.

Orang yang tidak mau mengakui kesalahan, apalagi sampai menyalahkan orang lain, berdalih dan merasionalisasi demi pembenaran diri dengan cara yang sombong dan angkuh, maka orang yang demikian adalah pengecut dan munafik.

Bila sudah mengambil sikap seperti itu, maka sebenarnya ia telah membuang-buang waktu dan energi yang tidak perlu. Gengsi, ego atau karakter kemunafikannya yang tidak akan memberikan manfaat apa pun bagi dirinya.

Allah 'Azza wa Jalla berfirman, "Apabila dikatakan kepada mereka: "patuhilah kepada apa yang telah diturunkan Allah dan kepada Rasul." Pasti kamu (Muhammad) melihat orang-orang munafik menghalangi manusia dengan sekuat-kuatnya untuk mendekatimu." (QS. An-Nisa' 4 : 61).

Jadikanlah setiap kesempatan yang bila kita temukan kesalahan, kekeliruan atau khilaf pada diri kita, segeralah mengakuinya. Formulanya sederhana: Akui - Terima - Perbaiki. Itulah formula terbaik kerendahhatian atau ketawadhuan.

Tawadhu adalah engkau tunduk akan kebenaran, & menaatinya dari siapa pun kebenaran kita dapatkan. Walaupun kebenaran dari orang yang paling bodoh sekalipun kita harus menerimanya.

Jangan melihat siapa yang menyampaikan, namun apa yang disampaikan dan kebenaran apa yang ia sampaikan. Jangan menyangkal fakta dan kebenaran dengan angkuh dan sombong.

Orang yang sombong itu "menganggap dirinya" lebih baik, lebih tinggi dan mulia daripada orang lain. Akibatnya, dia merasa "lebih" senang, bangga, dan cenderung kepada pendapat yang dia yakini.

Tanda orang yang ikhlas adalah apabila diingatkan kesalahannya maka dia tidak merasa panas hatinya, dan tidak ngeyel. Juga tidak mencari pembenaran, merasionalisasi, minta bukti lain. Justru dia mengakui Kesalahannya, menerima kekeliruannya, dan berjanji akan memperbaikinya. Ia malah dengan jiwa satria mengucapkan terimakasih kepada yang mengingatkannya, dan bahkan mendo'akannya : "Semoga Allah merahmati orang yang mengingatkan kesalahanku dan kekeliruanku"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline